News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Stunting Ternyata Bisa Pengaruhi Kecerdasan Anak, Begini Cara Pencegahannya

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Acara media brief Pentingnya Protein untuk Cegah Stunting yang diselenggarakan oleh PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) memperingati Hari Gizi Nasional di Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Tidak hanya menganggu tumbuh kembang fisik anak saja yang terganggu, stunting nyatanya bisa pengaruhi kecerdasan anak.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Gizi, dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK., FINEM dalam acara Media brief "Pentingnya Protein untuk Cegah Stunting yang diselenggarakan oleh PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) memperingati Hari Gizi Nasional di Jakarta, Rabu (25/1/2023).

"Stunting itu memang gambaran paling gampang adalah pendek. Tapi disertai dengan gangguan yang lain," ungkapnya di Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Beberapa gangguan seperti sulit mencerna sesuatu hingga kesulitan dalam belajar.

Pengetahuan sekaligus daya tangkap kata dr Marya mungkin bisa saja berbeda dengan anak-anak yang tidak stunting.

Baca juga: VIDEO EKSKLUSIF Cegah Stunting, Kepala BKKBN: Kalau Mau Nikah Pilih Prewedding Atau Prekonsepsi?

"Cara ia menangkap sesuatu akan terganggu. Jadi kalau ditanya pasti lebih baik pencegahan," tegas dr Marya.

Ia pun mengingatkan, kalau pun anak terlanjur mengalami stunting, jangan sampai terulang kembali pada generasi selanjutnya.

Agar Indonesia terbebas dari stunting adalah dengan pemberian nutrisi adekuat selama 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Nutrisi adekuat diperlukan sejak awal kehamilan, menyusui, pemberian MPASI hingga anak berusia 2 tahun.

Serta, harus memenuhi seluruh unsur nutrisi, termasuk protein.

Jika pemenuhan energi seseorang cukup tetapi jumlah protein tidak memadai, tentu akan mengganggu pembentukan sel-sel yang sehat.

Demikian pula bila terjadi defisiensi unsur nutrisi lain.

Makanan sumber protein akan menyediakan asam amino bagi tubuh. Protein dari makanan sehari-hari dapat berasal dari sumber hewani dan nabati.

Baca juga: Bahaya Stunting, Presiden Jokowi Sebut Pentingnya Pemberian Gizi Anak sejak dalam Kandungan

Contoh protein hewani ialah putih telur, ikan, ayam, daging merah, hingga susu.

Sedangkan sumber nabati, di antaranya tahu, tempe, maupun kacang-kacangan. Semua sumber protein bermanfaat baik bagi tubuh manusia.

Protein hewani membantu pembentukan otot, menjaga massa otot, lebih mudah dicerna.

Walaupun demikian, beberapa protein nabati dari soy (kedelai) juga mudah dicerna seperti protein hewani.

"Tentunya pemenuhan sumber protein ini tetap sesuai dengan kebutuhan gizi tubuh seseorang agar mencapai kesehatan yang optimal terutama buat anak untuk pertumbuhan dan perkembangan,” papar dr. Marya lagi.

“Salah satu alternatif asupan protein adalah susu, dan lebih baik lagi jika susu bernutrisi,” tambah dr. Marya.

Lebih lanjut, salah satu produk dengan kandungan gizi lengkap dan seimbang yang diformulasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian anak adalah Entrakid milik Kalbe.

Product Management PT Kalbe Farma Tbk, Apt. Veronika Karina Harijadi, S.Farm mengungkapkan jika Entrakid juga dapat diberikan kepada anak dengan problema makan.

Baca juga: KPK Pantau Program Nasional Penurunan Stunting: Anggaran Besar, Rawan Korupsi

Seperti pada kondisi pemenuhan gizi yang sulit dipenuhi dari makanan biasa, tahap penyembuhan sakit, anak sulit makan, dan berat badan kurang.

“Entrakid diformulasikan dengan mengikuti prinsip gizi seimbang dengan kandungan 55 persen karbohidrat, 12 persen protein, dan 30 persen lemak untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal, dan dapat dikonsumsi untuk anak usia 1-12 tahun,” kata Karina.

Karina menambahkan, selain mengandung mengandung tinggi protein, Omega 3, 6, dan DHA untuk perkembangan otak anak.

Entrakid juga dilengkapi serat pangan inulin. Manfaatnya, untuk menjaga saluran pencernaan anak.

Di sisi lain, dr. Marya mengatakan, pada kondisi tertentu seseorang tidak dapat mengonsumsi protein hewani, misalnya alergi atau pola makan vegetarian.

Hal ini bukan menjadi kendala, asalkan tubuh masih mendapatkan suplai nutrisi yang baik, termasuk protein.
Sejalan dengan persoalan tersebut, Karina memperkenalkan Entrasoy.

Entrasoy diformulasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian anak dengan intoleransi laktosa, maupun alergi protein sapi.

Mengandung 59,5 persen karbohidrat, 22,5 persen protein, 18 persen lemak serta dilengkapi dengan 8 mineral, dan 12 vitamin.

Serta membantu memenuhi kebutuhan protein harian anak-anak hingga dewasa.

"Plant based nutrition drink ini dirancang khusus untuk menjaga kesehatan saluran cerna karena kaya akan serat pangan,” tutup Karina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini