Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak yang menduga jika menstruasi tidak teratur bisa saja jadi tanda alami Sindrom polikistik ovarium atau Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS).
Namun benarkah demikian?
Terkait hal ini, Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi dr Gita Pratama, pun beri tanggapan.
Baca juga: 6 Tahun Tak Menstruasi setelah Pakai KB Spiral, Kondisi Terkini Ashanty Diungkap Aurel Hermansyah
"Menstruasi tidak teratur pasti PCOS. Informasi ini salah," ungkapnya pada kanal YouTube RS Pondok Indah dikutip Tribunnews, Minggu (23/4/2023).
Karena, menstruasi tidak teratur bisa saja disebabkan oleh berbagai gangguan hormonal lainnya.
Memang gejala pertama dari PCOS adalah menstruasi yang tidak teratur.
Siklus menstruasi dinyatakan normal berkisar antara 21-35.
Jika kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari, maka dianggap sebagai siklus yang tidak teratur.
Tanda haid tidak teratur juga bisa karena keluarnya flek atau haid yang bergumpal.
"Gejala kedua adalah peningkatan hormon androgen atau orang awam bilang hormon laki-laki," katanya lagi.
Akibat dari peningkatan hormon androgen, tumbuh rambut berlebihan pada area kumis, janggut, dada, perut dan sebagainya.
Ketiga, jika dilakukan USG, dokter akan melihat sel telur yang berukuran kecil dan banyak.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Tampon, Produk Penyerap yang Digunakan saat Menstruasi
Sel telur itu tidak membesar bahkan ketika masa subur.
"Biasanya kalau USG hari 12-13, akan ada telur atau folikel yang membesar," kata dr Gita lagi.
Setidaknya dua dari tiga gejala ini harus ditemukan pada seorang penderita PCOS.
Sehingga dokter bisa mendiagnosis dan menatalaksana pasien tersebut dengan pengobatan berikutnya.