Selanjutnya Stefan Verheye, M.D., dari Antwerpen Belgia, lalu Johan Bennett, M.D., Ph.D., dari Leuven Belgia, serta Teguh Santoso, M.D., dari Jakarta Indonesia yang akan memberikan ikhtisar teknologi Bioadaptor dan berbagi pengalaman serta studi kasus.
Dalam publikasi terbaru dari tindak lanjut pencitraan serta klinis selama 9 bulan dan 12 bulan dari uji coba Mekanistik, Bioadaptor menunjukkan perbaikan pembuluh dan pemulihan gerakan serta fungsi pembuluh darah.
Uji coba BIOADAPTOR RCT yang dirancang secara terkontrol acak, kata Sirhan, bertujuan mengevaluasi potensi kinerja dan implikasi dari Bioadaptor dalam mengembalikan gerakan dan fungsi pembuluh darah, dibandingkan dengan DES pada populasi pasien yang lebih luas.
Baca juga: 6 Makanan Sehat untuk Penderita Jantung Koroner
Prof. Dr. dr. Teguh Santoso, M.D., Sp. PD-KKV, Sp. JP, Ph.D., FACC, FESC., dari Rumah Sakit Medistra Jakarta yang berpartisipasi dalam EuroPCR sebagai salah satu pembicara simposium mengatakan bahwa Bioadaptor memiliki kemampuan yang unik, tidak seperti stent DES konvensional.
"Di Rumah Sakit Medistra, tempat saya berpraktik, Bioadaptor adalah pilihan utama saya untuk semua jenis kasus PCI, bahkan untuk kasus dengan fitur anatomi yang sangat menantang," kata Prof. Teguh.
Menurutnya, Bioadaptor menonjol karena kemampuannya yang unik dalam memulihkan fisiologi pembuluh arteri koroner, sebuah fitur yang terbatas pada Stent DES konvensional.
"Bioadaptor memiliki elemen 'tidak mengekang' yang memungkinkan pemulihan gerakan dan fungsi arteri yang dirawat, berpotensi mengurangi risiko masalah kesehatan yang serius dari waktu ke waktu. Berdasarkan pengalaman saya, stent ini sangat menjanjikan untuk mengobati semua jenis kasus PCI," pungkas Prof. Teguh.