Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini masih banyak orang yang kerap mengalami rasa nyeri pada bagian tubuhnya, mulai dari kepala hingga kaki.
Rasa nyeri ini tidak hanya dialami para orang tua dan kelompok lanjut usia (lansia) saja, namun juga generasi muda.
Menyoroti masih banyaknya masyarakat Indonesia yang mengalami nyeri, International Neuromodulation Society (INS) Indonesia Chapter menggelar kampanye sehat bertema 'Indonesia Bebas Nyeri' serta konferesi internasional 'the Jakarta Pain Intervention, Neuromodulation And Sonologist International Converence (JPNSC) Tahun 2023.
Dokter Spesialis Orthopedi sekaligus Presiden INS INA & Chairman JPNSC, dr. Alif N Rahman. Sp.OT, FIPP, FIPM, CIPS, C PSH, AIFO-K., mengatakan bahwa saat ini masyarakat yang mengalami permasalahan nyeri pada bagian tubuh kian meningkat.
Oleh karena itu, diperlukan adanya kesadaran serta kemampuan dalam penanganan pasien.
Agar mereka menjaga dan mengetahui sedari dini terkait kondisi ini, sehingga kondisi tersebut tidak berkembang semakin kompleks.
Ia pun mengakui bahwa permasalahan kesehatan pasca pandemi virus corona (Covid-19) yang semakin kompleks, telah membuat pemerintah berupaya untuk memastikan seluruh masyarakatnya tetap dalam kondisi prima.
"Untuk itulah perlu adanya kesadaran agar permasalahan kesehatan tubuh utamanya nyeri di bagian tubuh bisa terdeteksi lebih awal," kata dr. Alif kepada wartawan, Sabtu (13/5/2023).
Ia pun berharap kampanye sehat ini dapat menjadi momen yang tepat untuk mengenalkan dan memproteksi kesehatan masyarakat Indonesia, bahkan Asia.
"Agar masyarakat kita lebih peduli dengan kesehatan mereka, utamanya semua hal yang berhubungan dengan syaraf," tegas dr. Alif.
Sebagai seorang Dokter Spesialis Orthopedi, tentunya ia berharap dirinya dan koleganya dapat bermanfaat bagi banyak orang, terutama yang kerap mengalami masalah nyeri.
Karena menurutnya, masalah nyeri dapat mengganggu kenyamanan seseorang dalam beraktivitas.
"Bagi saya, masalah nyeri adalah sesuatu hal yang harus diselesaikan agar pasien bisa hidup lebih nyaman dalam beraktivitas," papar dr. Alif.
Baca juga: Intip Kecanggihan Teknologi Radiologi MRI 3 Tesla, Algoritmanya Dirancang Mirip Syaraf Manusia