Namun, Dicky tetap mengingatkan untuk tetap waspada.
Adapun flu babi H1N1 sifatnya menular dan dapat menyebabkan penyakit ringan hingga parah pada babi dan manusia.
Baca juga: Mungkinkah Flu Babi Afrika Bisa Menular Pada Manusia? Pakar Ungkap Fakta Ini
Saat ini, sudah tersedia vaksin untuk flu babi.
"Untuk gejala adalah babi termasuk demam, kehilangan nafsu makan, masalah pernapasan, dan diare," urai Dicky.
Sedangkan gejala pada manusia dapat berupa demam, batuk, sakit tenggorokan, hidung berair atau tersumbat, nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan.
"Penting untuk dicatat bahwa ASF tidak membahayakan kesehatan manusia. Namun, dapat memiliki dampak yang menghancurkan pada industri babi," pungkasnya.
Penyebaran Penyakit Demam Babi Afrika
Dikutip dari laman disnakkeswan.jatengprov.go.id, ASF pertama kali diidentifikasi pada 1921 di Kenya, Afrika Timur.
Pada 1957 menyebar ke Portugal dan berbagai negara di Eropa.
Di Asia, virus ASF ditemukan pada babi liar di Iran pada 2010, kemudian di tahun 2018 Tiongkok melaporkan wabah demam babi afrika di provinsi Liaoning.
Pada Februari 2019, Vietnam mengonfirmasi kasus demam babi afrika.
Hal ini menjadikannya negara Asia Tenggara pertama yang terinfeksi penyakit ini.
Secara berturut-turut ASF juga ditemukan di Kamboja, Laos, Filipina, Myanmar, dan Timor Leste.
Hingga Desember 2019, tujuh negara di Asia Tenggara telah melaporkan kasus ASF termasuk Indonesia.
(Tribunnews.com, Widya, Aisyah Nursyamsi)