TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anak-anak lebih rentan dibandingkan orang dewasa terkena rabies dari hewan penular. Kenapa demikian?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes dr. Imran Pambudi, MPHM mengungkapkan alasannya.
Menurut Imran, semakin dekat gigitan anjing rabies dengan syaraf seperti kepala, maka semakin cepat alami infeksi.
"Semakin dekat dengan syaraf, misal kepala, semakin cepat," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Sabtu (3/6/2023).
Ukuran tubuh anak-anak yang masih kecil membuat rentan karena langsung tergigit di area dekat kepala, seperti leher.
"Makanya yang meninggal, kebanyakan anak kecil. Karena digigit anjing langsung kena kepala," paparnya lagi.
Berbeda dengan orang dewasa yang sudah memiliki postur tubuh lebih tinggi dibandingkan anak-anak.
Sehingga bagian yang tergigit biasanya jauh dari area syaraf seperti kepala.
"Kalau dewasa tidak, masih ada waktu. Kalau anak anak cepat sekali menjadi buruk kondisinya," kata Imran lagi.
Baca juga: Tingginya Kasus Rabies Diduga Berkaitan Pandemi Covid-19
Lebih lanjut, Imran pun mengingatkan untuk segera membawa diri saat tergigit hewan yang diduga menjadi penular rabies.
Nyatanya, sebagian besar kematian diakibatkan karena terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan
"Karena merasa gigitannya kecil kok, gak sampai berdarah kok. Kemudian itu anjing tetangga yang sering main dengan saya kok. Jadi menyepelekan," urai Imran.
Sehingga mayarakat baru datang pada kondisi di atas satu bulan setelah digigit.
"Artinya kalau sudah satu bulan kita tidak tahu lagi, hewannya seperti apa. Dan rata-rata, mereka baru panik ketika tahu anjing yang mengigit itu mati," tutupnya.