News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Rabies Menyebar di 10 Provinsi, Apa Itu Rabies, Bagaimana Cara Penanganannya Jika Terinfeksi?

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis Rumah Sakit Hewan (RSH) Jawa Barat menyuntikan vaksin rabies kepada seekor anjing dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) dengan tema Jabar Kick-Out Rabies 2022 di Cihampelas Walk (Ciwalk), Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/9/2022). Apa itu rabies dan bagaimana penanganannya jika terinfeksi virus rabies? (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat ada 234 kasus penyakit rabies yang dilaporkan terjadi di sejumlah provinsi pada 2023.

Laporan ini didasarkan pada Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dokter Imran Pambudi mengatakan sebaran kasus tersebut berada di luar Pulau Jawa.

Rinciannya adalah Bali, Jambi, Kalimantan Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sumatra Utara.

Baca juga: Kemenkes Ungkap 8 Provinsi Bebas Penyakit Rabies, di Antaranya Bangka Belitung dan DKI Jakarta

"Pada tahun 2023 sebanyak 234 kasus yang dilaporkan di 10 provinsi," kata Imran di Jakarta, Jumat (2/6/2023).

Lalu apa itu rabies?

Rabies adalah penyakit virus yang sebenarnya dapat dicegah, namun paling sering ditularkan melalui gigitan hewan rabies.

Virus rabies menginfeksi sistem saraf pusat mamalia, yang pada akhirnya menyebabkan penyakit pada otak dan kematian.

Di Amerika Serikat (AS), sebagian besar kasus rabies yang dilaporkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) setiap tahunnya terjadi pada hewan liar seperti kelelawar, rakun, sigung dan rubah, meskipun mamalia manapun dapat terkena rabies.

Virus rabies

Virus rabies termasuk dalam ordo Mononegavirales, virus dengan genom RNA beruntai negatif yang tidak tersegmentasi.

Dalam kelompok ini, virus dengan bentuk 'peluru' yang berbeda diklasifikasikan dalam keluarga Rhabdoviridae, yang mencakup setidaknya tiga genera virus hewan yakni Lyssavirus, Ephemerovirus dan Vesiculovirus.

Genus Lyssavirus termasuk virus rabies, kelelawar Lagos, virus Mokola, virus Duvenhage, virus kelelawar Eropa 1 dan 2 serta virus kelelawar Australia.

Baca juga: Pasien RSU Negara Meninggal Dunia, Dianogsa Pembanding Mengarah Suspek Rabies

Diagnosa

Pada saat hewan berpotensi rabies menggigit anda, tidak ada cara untuk mengetahui apakah hewan tersebut telah menularkan virus rabies kepada anda atau tidak, biasanya juga tidak ditemukan bekas gigitan.

Dokter mungkin akan meminta anda untuk melakukan banyak tes demi mendeteksi virus rabies.

Namun mungkin perlu diulangi kembali untuk memastikan apakah anda membawa virus tersebut.

Kemungkinan besar dokter akan merekomendasikan pengobatan sesegera mungkin demi mencegah virus rabies menginfeksi tubuh anda jika ada kemungkinan anda telah terpapar virus tersebut.

Bagaimana jika anda terinfeksi rabies?

Dikutip dari laman mayoclinic.org, Sabtu (3/6/2023), setelah infeksi rabies terjadi, tidak ada pengobatan yang efektif.

Meskipun sejumlah kecil orang dapat selamat dari rabies, penyakit ini biasanya menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, jika anda merasa telah terkena rabies, maka anda harus mendapatkan serangkaian suntikan untuk mencegah infeksinya.

Perawatan untuk orang yang digigit hewan dengan rabies

Jika anda pernah digigit hewan yang diketahui mengidap rabies, anda akan menerima serangkaian suntikan untuk mencegah virus rabies menginfeksi tubuh anda.

Jika hewan yang menggigit anda tidak dapat ditemukan, mungkin paling aman untuk berasumsi bahwa hewan tersebut telah mengidap rabies.

Namun ini akan tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis hewan dan situasi di mana gigitan itu terjadi.

Lalu vaksinasi apa yang harus anda lakukan?

Anda dapat memperoleh suntikan cepat (rabies immune globulin) untuk mencegah virus itu menginfeksi tubuh anda.

Ini diberikan jika anda belum mendapatkan vaksin rabies, injeksi ini diberikan di dekat area di mana hewan tersebut menggigit anda jika memungkinkan.

Vaksinasi dilakukan sesegera mungkin setelah gigitan.

Serangkaian vaksinasi rabies diperlukan untuk membantu tubuh anda belajar mengidentifikasi dan melawan virus rabies.

Vaksinasi rabies diberikan sebagai suntikan pada bagian lengan, jika sebelumnya anda belum pernah mendapatkan vaksin rabies.

Anda akan menerima empat suntikan selama 14 hari, jika anda telah mendapatkan vaksin rabies, anda akan mendapat dua suntikan selama tiga hari pertama.

Prosedur untuk menentukan apakah seekor hewan terkena rabies dilakukan secara berbeda-beda tergantung situasi.

Hewan peliharaan dan hewan ternak

Kucing, anjing dan musang yang menggigit dapat diamati selama 10 hari untuk melihat apakah mereka menunjukkan tanda dan gejala rabies.

Jika binatang itu menggigit namun anda tetap sehat selama masa observasi, maka tidak ada rabies dan anda tidak memerlukan suntikan rabies.

Hewan peliharaan dan hewan ternak lainnya pun dipertimbangkan berdasarkan kasus per kasus.

Bicaralah dengan dokter anda dan pejabat kesehatan masyarakat setempat untuk menentukan apakah anda harus menerima suntikan rabies.

Hewan liar yang bisa ditangkap

Hewan liar yang bisa ditemukan dan ditangkap, seperti kelelawar yang masuk ke rumah anda dapat dibunuh dan diuji rabies.

Tes pada otak hewan dapat mengungkapkan virus rabies, jika hewan itu tidak memiliki rabies, maka anda tidak perlu suntikan.

Namun jika hewan yang menggigit anda tidak dapat ditemukan, diskusikan situasinya dengan dokter dan dinas kesehatan setempat.

Dalam kasus tertentu, mungkin paling aman untuk berasumsi bahwa hewan tersebut menderita rabies dan melanjutkan dengan suntikan rabies.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini