Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siklus menstruasi yang tidak teratur bisa menjadi pertanda jika organ reproduksi sedang tidak baik-baik saja.
Jika sudah begitu, seorang perempuan berisiko mengalami kesulitan dalam memiliki keturunan.
Lantas apa saja tanda-tanda yang perlu diwaspadai? Dan apa saja dampak kesehatan dari menstruasi tidak teratur.
Baca juga: Dobrak Mitos dan Tabu Soal Menstruasi Lewat Edukasi Kesehatan Reproduksi
Terkait hal ini Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp. O. G,Subsp. F. E. R, MPH, Int. Aff. RANZCOG beri penjelasan.
Setidaknya ada tiga tanda yang perlu diwaspadai:
- Keluhan tidak haid selama 3 bulan.
- Terdapat interval atau siklus haid 40 hari.
- Haid datang sebanyak 2 kali dalam setiap bulan.
"Hal ini merupakan contoh dari gangguan pematangan sel telur," ungkap dr Budi pada keterangannya, Minggu (9/7/2023).
Kondisi ini, kata dr Budi dapat disebabkan oleh gangguan sinyal pada sistem saraf.
Bisa juga akibat masalah di indung telur, jumlah sel telur yang sedikit, atau tingginya hormon prolaktin, yakni hormon yang terkait dengan produksi air susu.
Tindakan pembedahan pada indung telur (jika terdapat kista) dapat mengurangi jumlah sel telur, sehingga berujung pada gangguan siklus haid.
Selain itu, tindakan kemoterapi atau radiasi pada perempuan muda dapat mengurangi jumlah sel telur dan memicu kejadian menopause dini.
"Selain itu, bisa karena kista cokelat, atau dalam istilah medis disebut dengan endometriosis. Dikenal sebagai penyakit organ reproduksi yang dapat merusak dan menurunkan jumlah sel telur," tutupnya.
Dampak Kesehatan yang ditimbulkan
Selain menyebabkan perempuan mengalami kesulitan memperoleh keturunan, gangguan pematangan sel telur juga menimbulkan dampak kesehatan lain.