TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penyakit diabetes tipe 1 pada anak meningkat sekitar 70 kali lipat dalam rentang waktu satu dekade terakhir.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian atau prevalensi diabetes tipe 1 pada anak di Indonesia mencapai 1.249 pada 2017-2019.
Angka itu diperkirakan lebih tinggi karena banyak kasus yang tidak terdiagnosis.
Dokter anak dr Arnold Soetarso menjelaskan diabetes pada anak salah satunya berhubungan dengan overweight.
Hal itu diungkapkan dr Arnold dalam talkshow Hari Anak Nasional yang digelar DoctorShare bertajuk 'Waspada'Bahaya Diabetes pada Anak, Bisa Hambat Tumbuh Kembang' di Neo Soho, Jakarta Barat, Sabtu (22/7/2023).
Kegiatan ini dipandu langsung dokter dari doctorSHARE dr Ivan Reynaldo Lubis.
Baca juga: Penderita Diabetes Melitus Tipe 1 di Indonesia Meningkat 7 Kali Lipat
Menurut Survei Status Gizi Indonesia 2021 (SSGI), prevalensi overweight atau kelebihan berat badan pada anak 0-5 tahun Indonesia berada di angka 3.8 persen.
Memang angka ini menjadi yang terkecil bila dibandingkan dengn masalah stunting 24,4% , underweight 17%, dan wasted 7,1%.
Namun, diabetes akibat overweight tetap harus diwaspadai.
Baca juga: Studi: Kasus Diabetes Naik Dua Kali Lipat Tahun 2050 Jadi 1,3 Miliar Penderita
"Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial mengganggu tumbuh kembang anak. Ada dua jenis diabetes pada anak dan remaja. Tipe 1, tipe yang biasanya memang insulinnya rendah akibat kerusakan sel beta pankreas. Biasanya karena genetik, autoimun. Kemudian tipe dua biasanya karena gaya hidup tidak sehat dan kegemukan atau overweight," ujar Dokter Arnold.
Dokter Arnold mengatakan ada tiga gejala utama anak menderita diabetes melitus yaitu sering haus, sering pipis, dan merasa lapar yang berlebihan.
"Itu tiga gejala yang paling utama harus diwaspadai kemudian diikuti dengan gejala-gejala lainnya," kata Dokter Arnold.
Beberapa gejala umum yang terlihat pada anak yang berpotensi menderita diabetes di antaranya penurunan berat badan drastis, tubuh lemes dan lesu dan infeksi pada luka yang sulit sembuh.
Selain itu, penglihatan kabur, infeksi jamur, rasa kebas dan sering kesemutan di kaki.
Karena itu, Dokter Arnold harus mulai memerhatikan gaya hidup sehat untuk anak dengan melihat nutrisi yang baik.
Dia mengingatkan agar orang tua mengurangi pemberian makanan seperti fast food dan junk food yang berlebihan dan menggantinya dengan asupan yang lebih bergizi.
"Ingatkan anak mengonsumsi air putih dan mengurangi minuman manis. Memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Selain itu makan dengan perlahan untuk membuatnya tidak makan berlebihan," lanjutnya.
Dokter yang bertugas di RS Medistra itu juga mengingatkan orang tua agar mengajak anak banyak melakukan aktivitas seperti berolahraga cukup agar tubuh menjadi lebih aktif dan sehat.
Dia menambahkan doctorSHARE juga mengajak komunitas dan masyarakat Indonesia khususnya para orang tua untuk waspada terhadap penyakit diabetes pada anak yang kebanyakan bermula dari msalah overweight atau obesitas.
Bagi doctorSHARE ini merupakan bentuk konsistensi terhadap program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Ini sebagai salah satu program utama doctorSHARE.
Meskipun di bawah stunting, wasted, dan underweight, overweight tetap menjadi ancaman atau masalah serius termasuk diabetes.