"Jadi pada stadium awal, denyut jantung tidak beraturan itu kadang muncul kadang hilang, kemudian kalau dilihat dari USG jantung, jantungnya belum membengkak," terang dr Ignatius Yansen.
"Jantung membengkak adalah salah satu risiko dari pasien atrial fibrilasi yang tidak tertangani dengan baik."
"AF nya semakin hari semakin berat, artinya mungkin saat stadium awal 1 jam sehari mengalami AF, dan jika stadium lanjut bisa seharian mengalami AF dan menyebabkan jantung bengkak," lanjut dr Ignatius Yansen.
Baca juga: Sering Capek dan Sakit Kepala? Tanda Tubuh Perlu Detox, dr. Zaidul Akbar Sarankan Lakukan 3 Hal ini
Pengobatan Atrial Fibrilasi
1. Kateter ablasi atau Radiofrekuensi ablasi
dr Ignatius Yansen menjelaskan, metode pertama untuk mengobati atrial fibrilasi dikenal dengan nama kateter ablasi.
Kateter ablasi ini adalah prosedur non bedah untuk memperbaiki aktivitas listrik abnormal pada jantung dengan mengirimkan radiofrekuensi melalui kateter.
Kateter tersebut akan menghantarkan energi listrik untuk memperbaiki gangguan irama jantung, karena pada atrial fibrilasi irama jantung mengalami gangguan.
"Dengan kateter tersebut, kita menghantarkan energi listrik untuk memperbaiki gangguan irama jantung tadi, karena irama jantung tadi mengalami gangguan atau korslet di kabelnya," tutur dr Ignatius Yansen.
Menurut dr Ignatius Yansen, penyebab dari atrial fibrilasi atau gangguan irama jantung terjadi di empat pembuluh darah paru.
"Jadi jantung kita di serambi kiri ada empat pembuluh darah, dia menyebabkan fokus aritmia atau gangguan listrik jantung yang dapat menyebar ke dalam jantung."
"Untuk memperbaiki atau menyembuhkan atrial fibrilasi ini, kita akan membuat isolasi. Artinya isolasi empat pembuluh darah ini supaya tidak ada hubungan dengan jantung."
Baca juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Jantung Ala dr. Zaidul Akbar, Salah Satunya Rutin Konsumsi Minyak Zaitun