Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Penyakit Monkeypox kembali muncul di Indonesia.
Hingga saat ini, total ada tiga kasus Monkeypox yang dilaporkan.
Baca juga: Kemenkes: Kasus Cacar Monyet di Jakarta Transmisi Lokal, Tak Miliki Riwayat Perjalanan Luar Negeri
Penyebaran kasus Monkeypox diketahui lebih banyak terjadi pada laki-laki.
Dilansir dari Surat Edaran No HK. 02.02/C/4408/2023 Tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Mpox (Monkeypox) di Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
"Berdasarkan WHO per 26 September 2023 menyebutkan sebanyak 96,3 persen (82.215 dari 85.336 kasus yang diamati) merupakan laki-laki dengan usia rata-rata 34 tahun," tulis surat edaran tersebut, Jumat (20/10/2023).
Di sisi lain, ditemukan data kunci lain penyebaran Monkeypox ini.
Baca juga: WHO Ganti Nama Monkeypox Jadi MPOX
Disebutkan berdasarkan data kasus yang ada, sebagian besar pasien Monkeypox punya orientasi seksual antar kelompok laki-laki.
Sekitar 83,2 persen (28.446 dari 34.180 kasus yang diamati) terjadi pada kelompok lakilaki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL).
Sebanyak 7,4 persen kasus (2.108 dari 28.446 LSL yang diamati) teridentifikasi sebagai laki-laki biseksual.
Sekitar 52,7 persen kasus (18.356 dari
34.832 kasus yang pernah dites HIV) memiliki status HIV positif.
Sebanyak 82,5 persen kasus (18.056 dari 21.877 kasus yang dilaporkan metode penularannya) tertular melalui hubungan seksual.
Lebih lanjut, Monkeypox pernah ditetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada 23 Juli 2022.
Namun status PHEIC telah dicabut pada 11 Mei 2023.
Hanya saja, kasus ini masih terus dilaporkan oleh berbagai negara.
Jumlah kumulatif kasus sejak 1 Januari 2022 hingga 26 September 2023 sebanyak 90.618 kasus dengan 157 kematian yang dilaporkan dari 115 negara.
Dua regional yang melaporkan kasus paling banyak pada bulan September yaitu Pasifik Barat (51,9 persen ) dan Asia Tenggara (18,1 persen).
Indonesia sendiri pernah melaporkan kasus Mpox pertama pada tanggal 20 Agustus 2022.
Pada 13 Oktober 2023, Indonesia kembali melaporkan 1 kasus mpox tanpa ada riwayat perjalanan dari negara terjangkit (transmisi lokal).
Penyelidikan saat ini masih terus dilakukan untuk mengetahui gambaran epidemiologi kasus yang dilaporkan.
Pada tanggal 17 Oktober 2023, Indonesia telah melakukan peniliaian risiko Mpox yang melibatkan multisektor.
Melalui penilaian risiko tersebut didapatkan bahwa kemungkinan dan dampak penularan pada masyarakat umum adalah kecil hingga sedang.
Sedangkan pada kelompok berdasarkan temuan kunci adalah tinggi.
Mempertimbangkan hal tersebut, Kemenkes imbau perlu melakukan peningkatan kewaspadaan terhadap Mpox di Indonesia.