Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Makanan pedas telah menjadi favorit bagi banyak orang di seluruh dunia karena memberikan sensasi menggigit pada lidah dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi sebagian orang.
Namun, penting untuk menyadari bahwa makan makanan terlalu pedas juga memiliki risiko dan dampak negatif pada kesehatan.
Makan makanan pedas dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti mulas, kembung, atau diare yang dipicu senyawa capsaicin yang terdapat dalam cabai.
Senyawa ini dapat merangsang produksi asam lambung dan mengiritasi saluran pencernaan.
Dikutip dari Healthline, seorang ahli gizi terdaftar, Dr Miguel Toribio-Mateas mengatakan bahwa konsumsi makanan pedas secara berlebihan dapat menyebabkan refluks asam, sakit perut, dan gangguan pencernaan lainnya.
Dalam bukunya Gastrointestinal Physiology, Dr David A Johnson mengatakan, konsumsi makanan pedas dapat memicu eksaserbasi kondisi seperti sindrom iritasi usus besar, penyakit radang usus, dan penyakit Crohn.
Makan makanan terlalu pedas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit seperti gastritis, tukak lambung, atau kolitis.
Senyawa capsaicin dapat merusak lapisan pelindung lambung dan usus, menyebabkan peradangan dan kerusakan.
Makanan pedas dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti maag.
Sebenarnya, makanan pedas tidak memicu maag secara langsung namun makanan pedas dapat memengaruhi atau memperburuk gejala maag atau menciptakan ketidaknyamanan pada beberapa orang dengan sensitivitas lambung yang tinggi atau yang sudah memiliki masalah lambung sebelumnya.
Maag merupakan gangguan pada lambung, seperti peradangan atau luka pada dinding lambung.
Maag disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, konsumsi alkohol berlebihan, stres, pola makan yang tidak sehat, atau diet dengan cara yang salah.
Pada umumnya, makanan pedas mengandung kapsaisin, yaitu senyawa yang dapat merangsang produksi asam lambung dan mengiritasi dinding lambung.