Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO ungkap pada 2022, setiap 43 detik anak meninggal karena pneumonia di dunia.
Sedangkan di Indonesia, penumonia masih jadi penyebab kematian nomor satu akibat penyakit infeksi.
Baca juga: BPOM Serahkan Izin Edar Vaksin Valenina untuk Anak Indonesia Bebas Pneumonia
Setiap satu jam, 2-3 balita meninggal karena pneumonia.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Magister Sains Psikologi Perkembangan Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi.
Lebih lanjut, ia pun ungkap lima cara mencegah kematian akibat pneumonia.
Pertama, jangan sampai bakteri, virus hingga jamur masuk ke saluran pernapasan.
Baca juga: Pneumonia Jadi Penyakit Paling Banyak Diderita Jemaah Haji
Cara mencegahnya adalah jangan lupa cuci tangan sebelum memegang bayi atau balita.
Jangan mencium dengan mulut atau hidung atau sebaliknya.
Jangan mencium mulut mau pun hidung bayi.
"Karena kalau bapak dan ibu di tenggorokan atau saluran nafas ada kuman, maka akan pindah ke bayinya," ungkapnya dalam diskusi edukatif dengan tema “Lindungi Generasi Bangsa, #CegahPneumoniaAnak Melalui Vaksinasi oleh MSD di Jakarta, Senin (6/11/2023).
Selain itu, jika orang dewasa mengalami batuk atau pilek maka jauhi anak.
Kedua, hindari asap hingga debu baik di dalam dan luar rumah.
Berbagai sumber asap yang perlu dihindari seperti rokok, dapur, kendaraan, dan sebagainya.
Perbaiki ventilasi rumah jika kurang baik. Pastikan ada pergantian udara di dalam ruangan.
Ketiga, kalau kuman, bakteri terlanjur masuk maka perkuat kekebalan tubuh anak.
Salah satu cara memperkuat kekebalan tubuh adalah dengan ASI eksklusif.
Kemudian berikan makanan pendamping ASI (MPASI) mengandung protein yang cukup.
"Masih banyak orangtua yang keliru bangga sekali makan buah banyak. Yang dibutuhkan adalah protein untuk membentuk otak, otot dan sistim kekebalan," tegasnya.
Pastikan anak melakukan imunisasi secara rutin dan lengkap. Termasuk vaksin untuk pneumonia.
Keempat, kalau anak alami demam, flu hingga batuk, segera berobat.
"Keterlambatan berobat menyebabkan angka kematian tinggi. Terlambat, keburu menularkan orang lain. Kalau sakit segera berobat," pungkasnya.