TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada momen bersejarah di usia yang ke-40 JEC Group, Rumah Sakit Mata JEC@Kedoya mengukuhkan posisinya setelah berhasil mengatasi kelainan refraksi pasien (mata minus dan silinder) mencapai 15.000 mata di Indonesia menggunakan teknologi SMILE.
Teknologi mutakhir ini merupakan inovasi keluaran ZEISS, yakni perusahaan global yang fokus pada pengembangan solusi optik dan optoelektronik. Melalui SMILE, ZEISS telah sukses mengoreksi 8 juta mata pasien di seluruh dunia. Dari jumlah itu, RS Mata JEC@Kedoya menjadi penyedia layanan SMILE terbanyak (Top Contributor) di Indonesia.
Atas kontribusi tersebut, ZEISS memberikan apresiasi khusus kepada JEC@Kedoya, dengan seremoni penyerahan penghargaan yang dilaksanakan pada 1 Maret 2024 di Rumah Sakit Mata JEC @ Kedoya.
Penghargaan diserahkan oleh Budi Suryatantra, Director and Head of Sales & Service Medical, PT Carl Zeiss Indonesia kepada Presiden Direktur JEC Group, DR. Dr. Johan A. Hutauruk, SpM(K) dan Direktur Utama RS Mata JEC @ Kedoya, DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K).
Dalam sambutannya, Presiden Direktur JEC Group, DR Dr Johan A Hutauruk, SpM(K) mengungkapkan harapannya,
"Empat dekade berkiprah menjadi pendorong JEC untuk melangkah lebih jauh mengoptimalkan penglihatan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia sejalan dengan visi JEC. Penerimaan penghargaan ini merupakan bentuk kerja sama antara JEC Group di seluruh Indonesia dan ZEISS yang terus terbina dengan baik. Dengan menggunakan teknologi terkini dan pendekatan yang holistic," ungkap Johan A Hutauruk.
Johan A Hutauruk mengatakan bahwa JEC bersama ZEISS bersama-sama membantu mengatasi gangguan refraksi mata di Indonesia. Kami sangat bersyukur telah berhasil melakukan 15.000 tindakan SMILE untuk membebaskan penderita mata minus dan silinder.
"Ke depannya prioritas kami adalah meningkatkan pengalaman positif pasien ketika mendapatkan pelayanan, dan selama berada di lingkungan jaringan JEC Group. Dengan mutu ekosistem eye care di Indonesia yang diandalkan dan keberadaannya yang kian mudah dijangkau, masyarakat tidak perlu ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan mata tepercaya,” jelas Johan A Hutauruk.
Pada kesempatan yang sama, Budi Suryatantra, Director and Head of Sales & Service Medical, PT Carl Zeiss Indonesia mengatakan, pihaknya bangga untuk memberikan penghargaan kepada Rumah Sakit Mata JEC@Kedoya sebagai salah satu rumah sakit mata di Indonesia yang menyediakan layanan bedah refraktif menggunakan teknologi SMILE sejak tahun 2016.
"Seiring berkembangnya teknologi dan zaman, JEC @ Kedoya menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang mengadopsi dan menghadirkan layanan bedah refraktif dengan teknologi termutakhir SMILE PRO (VisuMax® 800). Pada kesempatan baik hari ini, kami ingin memberikan penghargaan kepada JEC@Kedoya sebagai salah satu kontributor yang berhasil melakukan 15,000 tindakan SMILE di Indonesia. Prestasi ini mencerminkan komitmen JEC Group terhadap standar tertinggi dalam perawatan mata dan inovasi medis. Kami percaya bahwa ZEISS Indonesia bersama JEC Group bisa terus berkembang bersama agar bisa terus melayani dan memberikan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia," papar Budi Suryatantra.
Gangguan refraksi dijelaskan Budi Suryatantra merupakan kondisi di mana cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. Gangguan refraksi terdiri atas Myopia (rabun jauh), Hipermetropi (rabun dekat), Astigmatism (silindris) dan Presbiopi (rabun dekat usia lanjut).
"World Health Organization (WHO) memperkirakan setidaknya 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan; dengan 123,7 juta diantaranya merupakan kelainan refraksi yang belum tertangani. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan memperkirakan terdapat sekitar 5 sampai 6 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan termasuk akibat kelainan refraksi," ujarnya.
SMILE Pro yang menggunakan mesin VisuMax® 800 Femtosecond Laser untuk mengoreksi kelainan refraksi hanya 8 – 10 detik per mata dengan keamanan yang tinggi karena didukung oleh adanya perpaduan antara teknologi lengan robotik dan AI system untuk integrasi data pendukung pre operasi agar meminimalisir risiko. Hal ini memantapkan misi JEC untuk menjadi laser vision correction center pertama di negara Indonesia.
Sementara itu, Ketua Katarak dan Bedah Refraktif JEC Group serta Direktur Utama Rumah Sakit Mata JEC @Kedoya, DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K) mengatakan, pencapaian JEC @ Kedoya sebagai Pelopor Pertama di Indonesia dalam melakukan tindakan 15.000 mata pasien untuk tindakan koreksi mata menggunakan SMILE ini merupakan bagian dari sejarah penting JEC Group.
"Ini adalah pengakuan yang luar biasa atas dedikasi dan kerja keras tim kami. Saya berterima kasih kepada seluruh jajaran direksi, manajemen dan karyawan JEC yang telah secara solid menghadirkan dan memberikan pelayanan optimal menggunakan SMILE, khususnya teknologi terkini SMILE PRO. Saya mengapresiasi tim ZEISS yang terus berinovasi menyediakan berbagai teknologi sehingga pelayanan bedah refraktif terbaru bisa hadir di Indonesia. Ini memperkuat posisi JEC Group yang tidak kalah dengan rumah sakit dan klinik mata internasional. Kami berkomitmen untuk terus memberikan standar tertinggi dalam layanan kesehatan mata dan menyediakan layanan yang unggul bagi pasien-pasien kami. Penghargaan ini adalah dorongan tambahan bagi kami untuk terus berinovasi dan meningkatkan akses terhadap layanan mata berkualitas bagi masyarakat Indonesia,” urai Setiyo Budi Riyanto.