Berdasarkan jurnal kesehatan, di Asia Pasifik negara Indonesia memiliki angka kematian paling tinggi.
"Dalam 1 tahun tercatat sebesar 35 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara maju di Asia (contohnya Jepang dan Korea) dengan angka kematian pasien gagal jantung sebesar 15 persen ,” ujar Koordinator Heart Failure Clinic ini.
Penyebab gagal jantung?
Ditambahkan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah DR. dr. Antonia Anna Lukito Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI, penyebab tersering dari kondisi gagal jantung ini berasal dari penyakit jantung koroner (PJK) dan penyakit darah tinggi atau hipertensi yang tidak terkontrol.
Gejala-gejala gagal jantung antara lain sesak napas yang memberat seiring waktu, terutama setiap beraktivitas atau seseorang tersebut tidak bisa lagi berbaring terlentang karena merasa sesak di dada.
"Tapi keluhan-keluhan ini terkadang kurang jelas ditemukan pada kasus gagal jantung stadium awal atau pada penderita usia lanjut yang sudah kurang aktif bergerak, sehingga checkup rutin pada penderita yang berisiko tinggi sangat dianjurkan untuk dilakukan," kata dr Antonia.
Lebih lanjut ia menjelaskan pentingnya seseorang melakukan checkup rutin di RS sebagai salah satu langkah pencegahan terkena penyakit gagal jantung.
Adapun pemeriksaan ketika seorang pasien menderita gagal jantung dimulai dari pemeriksaaan fisik, rekam jantung (EKG), ekokardiografi jantung (ECHO), laboratorium darah maupun pencitraan lanjut berupa MRI jantung/pencitraan nuklir/ CT Scan jantung.