Apa bila terjadi, maka semua kasus tersebut harus dilakukan investigasi dan kajian kausalitas, hubungan sebab akibat, secara detail dan menyeluruh.
“Sampai saat ini data menunjukkan, mayoritas kasus-kasus tersebut adalah kejadian koinsidental– Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tidak disebabkan oleh vaksin maupun kesalahan prosedur,” pungkasnya.
Baca juga: Bayi di Sukabumi Meninggal Dunia Diduga Usai Imunisasi, Kemenkes dan Komnas KIPI Beri Penjelasan
Imunisasi Ganda pada Anak yang Sehat
Terdapat ketentuan pemberian imunisasi ganda, salah satunya adalah anak harus sehat.
Sebelum menerima suntikan lebih dari satu jenis antigen vaksin, tenaga kesehatan biasanya melakukan skrining terhadap anak.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Prima Yosephine menerangkan, tidak ada perbedaan persyaratan kesehatan dalam pemberian imunisasi satu atau lebih antigen.
“Imunisasi aman diberikan kepada anak sehat, tidak sedang sakit berat, dan tidak dalam kondisi imunokompromais/imunodefisiensi. Tenaga kesehatan melakukan skrining kesehatan kepada seluruh bayi dan anak sebelum melakukan imunisasi,” terangnya.
“Apabila ada anak yang sakit, maka anak tersebut akan dirujuk ke dokter untuk pemeriksaan lanjutan," lanjut dr prima.
Setelah mendapatkan imunisasi, bayi atau anak diminta untuk menunggu selama 30 menit untuk dipantau kemungkinan terjadinya KIPI.
“Petugas memberikan informasi bagaimana cara mengatasi KIPI yang mungkin muncul setelah bayi atau anak pulang, dan diminta untuk melapor kepada petugas Kesehatan terdekat jika ada KIPi yang muncul,” tutup dr Prima.