News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Era Kecerdasan Buatan Wamenkes Ingatkan Mahasiswa Wajib Punya Kemampuan Adaptasi

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: willy Widianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Republik Indonesia Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., Ph.D dalam sesi keynote speech rangkaian kegiatan UI Health Innovation Expo 2024, di Balai Serbaguna Purnomo Prawiro, Kamis (27/06/2024).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof dr Dante Saksono Harbuwono menyebut adaptasi merupakan kemampuan yang sangat penting bagi mahasiswa.
Hal tersebut dapat menjaga kesehatan mental selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Baca juga: Rektor Unbor Berharap Kampusnya Bisa Terus Terima Mahasiswa dari Mancanegara

Dante pun menyampaikan dinamika Kurva W yang kerap dihadapi mahasiswa baru. Hal ini ia sampaikan saat memberikan kuliah umum terkait kesehatan mental bagi mahasiswa baru dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru PKKMB UI Tahun 2024 di Balairung Universitas Indonesia.

“Secara umum, mahasiswa baru akan mengalami yang namanya Kurva W," ujarnya dilansir dari website resmi Kemenkes, Rabu(7/8/2024).

"Kurva W ini dimulai dari Bulan Madu (permulaan kuliah), Culture Shock (banyak tugas, homesick), Penyesuaian Awal (mengelola waktu & pertemanan), Mental Isolation (pulang kerumah dan banyak hal berubah) Penerimaan dan Integrasi (merasa menemukan rumah baru)” jelas Dante.

Baca juga: Hadiri UI Health Innovation Expo 2024, Wamenkes Tekankan Pentingnya Transformasi Teknologi Kesehatan

Merujuk pada teori Darwin, Prof. Dante Saksono menambahkan, kemampuan beradaptasi yang cepat sangat penting bagi mahasiswa. Karena bukan yang terkuat atau terpintar yang akan bertahan, melainkan yang paling cepat menyesuaikan diri.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Prof Dr Abdul Haris mengatakan tantangan umum mahasiswa di Indonesia adalah tingginya angka pengangguran lulusan.

Sebanyak 11,8 persen lulusan, atau sekitar 945.413 orang terdiri dari 191.681 diploma dan 753.732 sarjana, merupakan pengangguran terdidik.

“Tantangan kedepan sangat luas, sangat kompetitif, diperlukan daya saing yang sangat tinggi karena perkembangan era teknologi saat ini adalah masa automatisasi/artificial intelligent. Hal ini akan mengubah semua apa yang menjadi kebiasaan manusia” kata Prof. Abdul Haris.

Baca juga: Sejumlah Mahasiswa Edukasi Bahaya dan Dampak Negatif Praktik Judi Online

Dinamika pendidikan tinggi yang sangat cepat dan tuntutan adaptasi yang tinggi menjadi salah satu faktor penyebab masalah kesehatan mental pada mahasiswa.

Dalam kuliah umumnya, Prof. Dante juga menyarankan mahasiswa untuk memprioritaskan tugas, manajemen waktu, dan memiliki hobi.

Ketika mengatasi stres, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola dan mengaktifkan sistem parasimpatis rest and digest, yakni:

1. Mengenali stres

Kenali penyebabnya, perhatikan pikiran yang timbul, dan rasakan sensasi yang timbul di tubuh.

2. Relaksasi.
Latihan pernapasan, progressive muscle relaxation, metode 5-4-3-2-1.

3. Aktivitas fisik.

Jalan kaki/lari, senam/yoga;

4. Co-regulation

Sharing dengan teman/keluarga, konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan jiwa.

“Kesehatan adalah asetmu yang paling berharga untuk manajemen stres, tidur cukup dan berkualitas, olahraga yang teratur, makan yang bergizi, hindari gula, garam, dan lemak,” kata Prof. Dante ketika menutup kuliah umumnya.

Baca juga: Sebelum Tabrak Emak-emak di Pekanbaru, Mahasiswi Pulang Dugem Pernah Tabrak Tiang Bendera di Kampus

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini