Warga lain, Naryo (40) mengatakan, almarhumah sosok yang baik di lingkungan.
Sosoknya juga bering bersosialisasi dengan masyarakat. "Di sini baik, suka bersosialisasi. Saya kaget dengar kabar itu," katanya.
Sementara itu, Plt Direktur RSUD Kardinah Kota Tegal, dr Lenny Harlina Herdha Santi mengatakan, sosok Dokter Aulia dikenal sebagai seseorang yang santun, baik, rajin dan memiliki etos kerja luar biasa.
Hubungan dan komunikasi dengan teman-teman dokter juga baik.
Almarhumah menjadi dokter di RSUD Kardinah Kota Tegal, Jawa Tengah sudah 5 tahun, sejak tahun 2019.
"Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian beliau. Kami sampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga dan civitas organisasi IDI dan juga RSUD Kardinah," katanya.
Lenny menjelaskan, almarhumah juga sedang mendapatkan beasiswa atau penugasan menempuh pendidikan spesialis dari Pemerintah Kota Tegal.
Almarhumah memilih PPDS Anestesi di Fakultas Kedokteran Undip di RSUP Dr Kariadi Semarang. PPDS tersebut sudah berjalan 2 tahun ini.
"Almarhumah mengambil pendidikan Undip di RSUP Dr Kariadi. Ambil anestesi dan dibiayai oleh Pemkot Tegal," ujarnya.
Polisi Sebut Bukan Bunuh Diri
Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono mengatakan Dokter Aulia bukan mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
"Kematiannya bukan karena bunuh diri," katanya.
Baca juga: Kasat Narkoba Polresta Barelang Diperiksa Propam Kasus 1 Kg Sabu, Ini Penjelasan Polisi
Agus mengungkapkan kematian Aulia diduga karena merasa berat ketika mengikuti pelajaran maupun menghadapi seniornya.
Adapun hal ini diketahui berdasarkan cerita dari ibu korban ataupun lewat buku harian yang ditemukan di kosnya.
Untuk meringankan bebannya itu, Agus mengungkapkan Aulia diduga menyuntikan obat anestesi ke lengannya.