News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Anak Muda Aceh Garap Alat Pendeteksi Kanker Payudara hingga Menang Kompetisi di Malaysia

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rahmat Maulana mahasiswa Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang membuat aplikasi pendeteksi kanker payudara hingga memenangkan kompetisi di Malaysia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alat pendeteksi kanker payudara buatan mahasiswa Universitas Syiah Kuala Banda Aceh memenangkan kompetisi di Malaysia.

Inovasi mereka termasuk satu binaan Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH).

“Jadi, kami membuat alat yang diberi nama BreastCare. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi dini adanya kanker payudara,” kata anggota tim BreastCare, Rahmat Maulana saat diwawancarai di Banda Aceh, Jumat (6/9/2024).

Baca juga: Rayakan Ulang Tahun, Wanda Ponika Berbagi Kebahagiaan Bersama 50 Anak Pejuang Kanker

Alat tersebut merupakan hasil pemikiran dan penelitian tim beranggotakan empat orang mahasiswa lintas jurusan di USK Aceh.

Di antaranya, dua mahasiswi kedokteran bernama Ghina Tsurayya dan Gaisha Hayya Alhaura Muchsin.

Kemudian, ada Rahmat dari jurusan Teknik Elektro dan seorang mahasiswa Agribisnis bernama Muhammad Cheryl Amelin Alsa.

Baca juga: Rerie: Waspadai Kanker Payudara pada Kehamilan demi Wujudkan Kesehatan Ibu dan Anak

Kolaborasi mereka berhasil menjuarai ajang 23rd Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Varsity Carnival 2024.

Kompetisi itu digelar di Universiti Sains Malaysia pada 25-30 Agustus 2024 lalu.

Inovasi buatan mahasiswa USK Aceh mengungguli peserta lainnya yang berjumlah 12 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Rahmat menjelaskan alat yang dikembangkannya berupa perangkat keras dan aplikasi seluler.

“Hardware yang sudah kami kembangkan berupa sensor itu ditempelkan pada manusia kemudian hasilnya dapat dilihat pada (aplikasi) handphone,” ujarnya.

Perangkat keras itu berbentuk bra yang diberi panel sensor untuk mengukur suhu dan tekanan pada payudara.

Alat tersebut nantinya menghasilkan data yang dapat mendeteksi gejala awal benjolan kanker di area payudara.

Meskipun masih berupa prototipe, alat tersebut terbilang cukup akurat menemukan lokasi kanker seperti hasil deteksi mesin yang digunakan di rumah sakit.

Selain itu, Rahmat menyebutkan beberapa keunggulan lain dari alat buatannya.

“Jadi, keunggulan yang dimiliki alat kami itu pertama low cost (biaya produksi yang murah). Dengan harga yang lumayan murah tapi dapat menyaingi mesin pendeteksi kanker dari rumah sakit,” katanya.

Baca juga: Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara

Dibandingkan mesin pendeteksi kanker yang sudah ada, alat dan aplikasi BreastCare memang lebih ringkas dan mudah.

Oleh karena itu, alat tersebut bisa lebih praktis dibawa-bawa dan dapat digunakan dalam berbagai situasi.

“Ini juga mudah dibawa ke daerah-daerah pelosok sehingga alat kami ini sangat berguna di daerah pelosok sana untuk membantu masyarakat yang ada di sana,” kata Rahmat berharap penemuannya bermanfaat untuk masyarakat luas.

Amanah mengakui potensi yang besar dari alat buatan Rahmat dan timnya.

Program unggulan Presiden Joko Widodo itu pun berkomitmen untuk membantu para mahasiswa mengembangkan BreastCare menjadi perusahaan rintisan (startup).

“Kami berharap banyak kepada Amanah. Kami juga ingin alat ini bisa diberikan kepada masyarakat luas sehingga semua orang dapat menggunakannya. Kami ingin alat ini memiliki hak paten dan akurasi yang sangat tinggi sehingga memudahkan para dokter dan pihak rumah sakit,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini