Misalkan Tumor pankreas: Tumor di pankreas yang terletak di area yang sulit dijangkau dengan pembedahan konvensional.
Lalu, kista pankreas dengan tanda-tanda pre-kanker: Kista pankreas yang tidak memerlukan operasi besar tetapi perlu diobati. Serta tumor di saluran pencernaan dan hati: Tumor di usus dua belas jari dan hati yang sulit diobati dengan metode lain.
Bagaimana Prosedur EUS-RFA Dilakukan?
Pertama, pasien diberi sedasi ringan atau anestesi untuk memastikan kenyamanan selama prosedur.
Dokter kemudian memasukkan endoskop melalui mulut atau rektum untuk mendapatkan panduan visual menggunakan EUS. Setelah itu, elektroda RFA ditempatkan dengan hati-hati di lokasi tumor.
Setelah elektroda berada di posisi yang tepat, gelombang radio frekuensi diterapkan untuk memanaskan dan merusak tumor.
Seluruh proses dipantau secara ketat untuk memastikan bahwa tumor mendapatkan dosis energi yang tepat dan tidak ada kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya.
Baca juga: Sama-Sama Ada Benjolan, Ini Beda Bintitan dengan Tumor Kelopak Mata
Meski EUS-RFA adalah prosedur minim invasif, tetap ada risiko dan komplikasi yang perlu diwaspadai seperti infeksi, pendarahan, reaksi terhadap sedasi maupun kerusakan jaringan.
Waktu pemulihan setelah tindakan inin bervariasi, tetapi biasanya pasien dapat kembali ke aktivitas normal dalam beberapa hari hingga 1 minggu.
Sebagian besar pasien mengalami ketidaknyamanan ringan yang dapat diatasi dengan obat pereda nyeri, dan pemulihan penuh seringkali cepat dibandingkan dengan metode pembedahan konvensional.
Setelah EUS-RFA, hasil jangka panjang dipantau dengan melakukan pemeriksaan berkala menggunakan EUS atau imaging lain.
“Tes laboratorium juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi respons terhadap pengobatan. Pemantauan ini penting untuk memastikan tumor tidak kambuh dan untuk menilai efektivitas prosedur secara keseluruhan,” ungkap dia.