Keempat, kurangnya kendali atas pekerjaan. Kelima, kondisi tempat kerja tidak aman atau buruk secara fisik.
Kelima, ada budaya organisasi yang memungkinan perilaku negatif.
"Misalnya tempat kerja itu ada banyak kecurangan atau pemalsuan data. Anak baru masih di tempat ini (bertanya) kok manipulasi data dan memalsukan data," lanjutnya.
Keenam, kurangnya dukungan atasan. Tidak pernah support pada pekerjaan yang telah dilakukan.
Ketujuh, adanya kondisi kekerasan, pelecehan, perundungan, bullying dan sebagainya. Faktor risiko juga, bisa mengalami masalah mental.
Kedelapan, adanya diskriminasi dan pengucilan.
"Kadang suka ada geng, terus bukan gengnya, tidak dilibatkan (dalam urusan pekerjaan)," pungkasnya.