Konsultasi dengan masyarakat setempat dapat membantu menciptakan menu yang dapat diterima oleh semua pihak.
Baca juga: Harapan Warga usai Prabowo-Gibran Dilantik: Realisasikan Makan Bergizi Gratis, Sejahterakan Petani
Kedelapan, monitoring dan evaluasi yang tidak memadai.
"Tanpa sistem monitoring dan evaluasi yang baik, sulit untuk mengetahui apakah program ini berhasil mencapai tujuan mengurangi kekurangan gizi atau perlu dilakukan perbaikan," kata Dicky.
Harus ada sistem pemantauan yang terus-menerus untuk menilai dampak program terhadap status gizi anak-anak.
Data yang dikumpulkan secara berkala dapat digunakan untuk memperbaiki dan menyesuaikan program.
Terakhir, peran guru dan sekolah dalam pelaksanaan program.
Jika guru dan pihak sekolah tidak terlibat aktif dalam mendukung program, implementasinya bisa kurang maksimal.
Misalnya, pembagian makanan mungkin tidak tepat waktu atau tidak dikelola dengan baik.
"Guru dan staf sekolah perlu dilibatkan sejak awal perencanaan dan pelaksanaan program. Mereka juga perlu diberikan pelatihan tentang pentingnya gizi bagi perkembangan anak. Sehingga bisa menjadi pendukung utama program di tingkat sekolah," tutupnya.