News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara, Kenali 5 Gejala Penting Tanda Awal Kemunculannya

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paparan Prof dr Noorwati Sutandyo, SpPD-KHOM, dokter ahli kanker dari RS Kanker Dharmais, Jakarta, tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara dengan metode pemeriksaan payudara sendiri.

Cairan yang dimaksud dapat berupa cairan bening ataupun bercak darah.
 
“Segala sesuatu yang keluar dari puting pada ibu yang tidak atau belum menyusui, adalah tidak normal,” pesan Prof Noor.
 
4. Perubahan pada kulit payudara
 
Perubahan apapun yang terjadi pada permukaan payudara dapat menjadi tanda awal kanker payudara.

Salah satu yang kerap terabaikan adalah tekstur berkerut seperti kulit jeruk, yang bisa muncul tanpa disertai tumor atau benjolan.

Meski lebih jarang, kulit yang melekuk ke dalam juga perlu dicurigai sebagai gejala awal kanker payudara.
 
Payudara yang mengeras pada ibu hamil dan menyusui juga terkadang menyamarkan gejala kanker, sehingga kerap terabaikan. Jika disertai perubahan warna kulit menjadi kemerahan, maka sebaiknya diperiksakan.
 
“Sering dikira karena air susu, padahal ini adalah kanker,” jelas Prof Noor.
 
5. Perubahan bentuk
 
Bentuk payudara yang tidak simetris antara kiri dan kanan umumnya tidak berbahaya, banyak perempuan mengalaminya.

Namun apabila mengalami perubahan bentuk dan ukuran yang tidak sewajarnya, maka sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
 
Cara Melakukan Pemeriksaaan Payudara Sendiri  

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pemeriksaaan payudara sendiri: 
 
1. Lakukan sebulan sekali, setelah haid, pada hari ke-7 hingga ke-10 dihitung dari hari pertama haid

2. Lakukan dengan posisi berdiri tegak terlebih dahulu, lalu condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung

3. Gunakan 3 ujung jari yang dirapatkan, bukan dengan telapak tangan

4. Raba dan pijat area payudara hingga ketiak, lalu pencet/cubit puting untuk melihat apakah ada cairan

5. Lakukan kembali dengan posisi berbaring, dengan bantal di bawah pundak.
 
Pemeriksaan Klinis
 
Selain lewat pemeriksaaan payudara sendiri, deteksi dini kanker payudara juga dilakukan lewat pemeriksaan payudara klinis atau Sadanis oleh tenaga medis. 

Pada usia 35 tahun ke atas, disarankan untuk melakukan Sadanis sekurangnya setahun sekali meski tidak ada keluhan, atau bisa lebih sering jika ada temuan mencurigakan ketika melakukan pemeriksaaan payudara sendiri. 
 
Dalam melakukan pemeriksaan atau screening kanker payudara, ada beberapa modalitas atau alat yang dapat digunakan oleh tenaga medis. Masing-masing alat punya kelebihan dan kekurangannya sendiri.
 
1.  Mamografi
 
Saat ini, mamografi merupakan modalitas standar yang dipakai untuk screening kanker payudara. Alat ini menggunakan teknologi X-ray dan dapat lebih detail mendeteksi mikrokalsifikasi yang sulit diamati hanya dengan pemeriksaan USG payudara.

Namun demikian, mamografi umumnya tidak direkomendasikan untuk usia 35 tahun ke bawah ketika jaringan payudara relatif masih padat.

Pemeriksaan dengan mamografi pada usia muda hanya dilakukan ketika ada justifikasi dari tenaga medis.
 
2. USG Payudara
 
Dibanding mamografi, USG (Ultrasonografi) lebih mudah diakses karena tersedia di lebih banyak tempat. Modalitas ini paling ideal untuk  semua usia termasuk usia muda, ketika jaringan payudara masih relatif padat dan kurang memungkinkan untuk mamografi.
 
3. MRI Payudara
 
Magnetic Resonance Imaging (MRI) memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan dengan lebih mendetail. Modalitas ini dapat digunakan pada kasus rumit yang tidak terpecahkan dengan mamografi maupun USG.
 
Faktor Risiko dan Pencegahan
 
Secara umum, dikenal ada dua kelompok faktor risiko kanker payudara yakni faktor risiko yang bisa dihindari dan yang tidak bisa dihindari. Faktor risiko yang tidak bisa dihindari antara lain mencakup:
 
1. Jenis kelamin. Dibanding laki-laki, perempuan punya risiko lebih besar mengalami kanker payudara

2. Paparan hormon estrogen. Menopause di atas usia 54 tahun dan haid di usia lebih awal membuat seorang perempuan terpapar hormon estrogen lebih lama, sehingga risiko meningkat.
 
Sementara itu, faktor risiko yang dapat dihindari adalah gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.

Makanan dan minuman yang tinggi gula maupun lemak perlu dibatasi untuk mengurangi risiko kanker payudara, demikian juga paparan asap rokok dan senyawa-senyawa karsinogen lainnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini