Gamelan yang di keluarkan dari Kraton ke area Masjid Gedhe Kauman (Yogyakarta)/Masjid Agung Kraton (Surakarta) akan ditabuh selama tujuh hari berturut-turut, sejak pagi hingga tengah malam secara bergantian.
Gamelan akan berhenti ditabuh ketika memasuki waktu sholat.
6. Tradisi Nginang, Telur Asin, dan Pecut
Tradisi ini hanya ditemukan di Sekatenan Surakarta.
Tradisi nginang atau mengunyah kinang yang terdiri dari lima unsur, yaitu daun sirih, injet, gambir, tembakau dan bunga kantil.
Nginang dilakukan karena dipercaya agar mendapatkan rahmat dari Tuhan berupa panjang umur.
Pecut menjadi mainan khas yang dijual saat Sekaten di kompleks Masjid Agung Keraton Surakarta.
Pecut yang biasanya dipakai untuk mengembala hewan ternak, dipercaya mempunyai makna akan memberi dorongan atau penggerak semangat.
Selain Nginang dan Pecut, ciri khas Sekaten Surakarta yakni Telur Asin.
Telur asin yang terbuat dari telur bebek dalam bahasa Jawa diartikan endhog amal, artinya manusia itu yang penting adalah amalnya.
7. Tahun 2019 Pasar Malam Sekaten di Jogja Ditiadakan
Pasar Malam Perayaan Sekaten (PSMS) yang diadakan pada masa kolonial Belanda pernah ditiadakan.
Baru sekitar 30 tahun yang lalu, pasar malam diadakan lagi.
Namun pada tahun ini Keraton Yogyakarta tidak mengadakan pasar malam Sekaten.
Pasar malam diganti dengan acara Pameran Sekaten dan serangkain tradisi Sekaten.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)