Adapun Deni Indianto (42), peserta asal Mojokerto, Jawa Timur, turut serta mengajak anak dan istrinya blusukan bersama dengan Kandang Kebo.
Deni mengaku sudah lama mengenal Kandang Kebo dan kerap mengikuti acara blusukan yang digelar oleh komunitas pelestasi sejarah dan budaya itu.
“Kalau kita sama Kandang Kebo ceritanya sudah panjang. Sebelum Kandang Kebo berdiri kan kita sudah kenal lama sama teman-teman Kandang Kebo," ujarnya,
Dia mengaku sering berkomunikasi dengan teman-teman komunitas kesejarahan dan budaya.
“Saling support. Saat kami ada kegiatan di Mojokerto, teman-teman ke sana. Begitupun juga kalau ada acara di sini, kalau ada waktu, kita datang ke sini.
Sementara itu, Ketua Komunitas Kandang Kebo, Maria Tri Widayati, menjelaskan alasan komunitas itu mengambil tema danau purba danau purba Borobudur dalam acara blusukan kali ini.
“Awalnya karena musim hujan, sebenarnya kita ingin bahas tentang air, hidrologi,” ucap Maria.
“Sekarang kan kaitannya dengan musim enggak jelas gini to. Ingin mengangkat itu apakah masa lalu itu sama dengan kondisi sekarang.”
Tema danau purba Borobudur kemudian dipilih setelah seorang narasumber membagikan hasil penelitian tim kerja Maria.
Baca juga: Sharing Ilmu Pengetahuan, Bamsoet Dukung International Conference yang Digelar Universitas Borobudur
Maria mengatakan Kandang Kebo berdiri pada 2015 dan setahun berselang mulai mengadakan acara blusukan rutin tiap triwulan.
"Tujuan kita adalah untuk mengedukasi masyarakat supaya mereka itu mengenal dan akhirnya mencintai, merawat dan melestarikan cagar budaya."
Selepas rehat, peserta blusukan ke bekas rawa purba Borobudur. Rawa itu kini telah menjelma menjadi area persawahan.
Adapun sebelum acara blusukan berakhir, peserta diajak berkunjung ke tiga situs masa klasik, yakni Candi Pawon, Situs Brojonalan, dan Candi Mendut. Tiket masuk Pawon dan Mendut difasilitasi oleh MCB.
(*)