TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi keberhasilan PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera (BAMS) yang berhasil mengekspor berbagai keripik Salak, Nangka, Pisang, ke Canada, bekerjasama dengan perusahaan Tucan Canada.
Bersama Daisho Japan, PT. BAMS juga berhasil memasarkan produk keripik Pepaya ke outlet Daisho di berbagai negara.
PT BAMS yang didirikan Bamsoet dan diresmikan oleh Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tahun 2013 di Banjarnegara Jawa Tengah yang merupakan Daerah Pemilihannya menjadi anggota DPR RI sejak 2009 itu juga berhasil mengembangkan makanan Ransum tentara (standart TNI).
Makanan ransum adalah makanan pra-saji berupa makanan kaleng yang mudah disiapkan dan dimakan, kapanpun dan dimanapun dengan beragam menu. Mulai nasi daging rendang, nasi ikan teri, nasi ikan pedas, garang asam hingga nasi goreng.
"Keripik Salak dan keripik Nangka PT. BAMS juga mulai menembus pasar Jepang, melalui perusahaan Nichini Shoji dan di support oleh ITPC Osaka. Sedangkan pemasaran keripik Nangka, Salak, Ubi milik PT. BAMS ke USA dilakukan melalui mitra kerja pemasaran Greenway United. Kiprah PT BAMS ini menunjukan bahwa produk Indonesia punya nilai pasar yang besar di dunia internasional," ujar Bamsoet usai menerima Direksi PT. BAMS, di Jakarta, Kamis (13/10/2022).
Direksi PT. BAMS yang hadir antara lain, Direktur Trisila Juwantara, dan Manajer Produksi Suratman.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, atas berbagai kiprahnya di dunia internasional, tidak heran jika PT BAMS dipercaya oleh TNI AU untuk mensuplai ransum makanan bagi para prajurit TNI AU dalam bentuk makanan dalam kemasan kaleng.
Terdapat 12 menu dan lauk yang berbeda dalam setiap paket ransum. Antara lain, nasi lauk daging, nasi lauk ayam, dan nasi lauk ikan.
"Dalam setiap ransum, sudah dipastikan memenuhi standar gizi dan ketentuan terkait lainnya. Sehingga terjamin kebutuhan kalori sekaligus kenikmatan rasanya. Begitupun masa expirednya, yang tak boleh lebih dari 24 bulan sejak tanggal produksi. Hal ini menjadi kontribusi PT. BAMS dalam menjaga kedaulatan bangsa, dengan turut serta menjaga kesehatan dan stamina prajurit," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menerangkan, PT. BAMS berdiri sejak tahin 2011, terletak di Desa Pagelak, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Mengolah hasil pertanian, perkebunan, dan peternakan menjadi makanan olahan dalam kaleng. Selain menyerap ratusan tenaga kerja, produksi keripik salak, opor ayam, garang asam, hingga nasi goreng PT BAMS, telah menembus pasar ekspor ke berbagai negara.
"Membuktikan hasil bumi Banjarnegara memiliki kualitas mumpuni untuk menguasai pasar internasional. Sebagai negara agraris, sangat disayangkan jika hasil pertanian tidak kita olah lebih lanjut untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi. Melalui kegiatan pabrikasi berskala ekspor, PT. BAMS telah membuktikan kepada dunia bahwa hasil pertanian Indonesia tidak kalah dibanding negara tetangga, seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia," pungkas Bamsoet. (*)