Pasalnya, suka tidak suka, proyeksi tentang kebutuhan dan kualifikasi angkatan kerja seperti itu sangat layak dikaitkan langsung dengan bonus demografi yang akan terwujud pada dekade 2040-an.
Sebagaimana telah diproyeksikan, bonus demografi pada dekade itu memberi gambaran bahwa 70 persen dari total jumlah penduduk Indonesia dalam usia produktif. Kalau lebih dari 100 juta jiwa usia produktif itu tidak berkeahlian dan tidak punya kompetensi seturut kebutuhan zaman, mereka menjadi angkatan kerja yang akan membebani negara.
Lebih dari itu, dunia pun mulai menapaki revolusi peradaban Masyarakat 5.0 (Society 5.0) yang bertujuan mewujudkan pemerataan kesejahteraan bagi semua orang dengan dukungan AI dan internet of things (IoT). Masyarakat 5.0 dipahami sebagai upaya integrasi ruang maya dengan realitas kehidupan masyarakat untuk menyediakan ragam produk kebutuhan harian sesuai kepentingan tiap individu.
Berbicara tentang menyiapkan dan kesiapan calon angkatan kerja di masa depan, mau tak mau harus melihat bekal apa yang diberikan dunia pendidikan kepada generasi Z dan Alpha sekarang ini.
Idealnya, bekal ilmu yang diberikan kepada mereka relevan dengan kualifikasi dan kompetensi yang menjadi tuntutan zamannya. Sektor pendidikan hendaknya berambisi untuk membangun dan menjadikan generasi Z dan Alpha sebagai orang muda Indonesia yang melek dan punya keahlian serta kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Menyikapi perkembangan teknologi yang demikian cepat, literasi digital menjadi faktor kunci dan fondasi utama yang harus dimiliki generasi Z dan generasi Alpha sejak dini. Dalam konteks itu, menerapkan konsep pendidikan link and match perlu dipertimbangkan lagi. Pendidikan dengan konsep Link and match adalah upaya penggalian kompetensi peserta didik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pasar kerja.
"Sesuai tantangan zaman, strategi pendidikan Link and Match layak diterapkan, karena generasi Z dan Alpha dituntut untuk responsif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi yang berjalan begitu cepat sekarang ini," pungkas Bamsoet. (*)