Sementara itu, mewakili tingkat provinsi dari ujung barat Indonesia, Bunda PAUD Provinsi Aceh, Ayu Candra Febiola Nazuar, menginjakkan karpet merah dengan penuh kebanggaan. Di hadapan Bunda PAUD Nasional Iriana Joko Widodo, Ayu menerima penghargaan dalam Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek.
Ayu menyadari bahwa pencapaian ini merupakan hasil sinergi dan kerja keras tim Kelompok Kerja (Pokja) Bunda PAUD Aceh. Sebuah kemenangan yang menciptakan jejak perubahan, bukan untuk Ayu sebagai Bunda PAUD, tetapi untuk seluruh tim yang telah bersama-sama mengukir kesuksesan.
Baginya, penghargaan yang dipegangnya bukan sekadar lambang prestasi, melainkan sebuah penghormatan yang menggambarkan dedikasi luar biasa dari seluruh tim. Mereka telah bersama-sama menciptakan kisah keberhasilan ini, merajut jejak perubahan yang membawa dampak positif jauh ke depan bagi generasi Aceh.
”Saya merasa terharu dan bahagia," ungkapnya. Ayu lantas membagikan kisah di balik prestasinya. "Saat pengumuman pemenang, saya sedang videokan pengumuman para pemenang, dan tiba-tiba nama saya disebut. Tentu saja kaget, dan kamera langsung off," katanya sambil tertawa kecil.
Lantas, apa yang membuat kontribusi Bunda PAUD Aceh diakui sebagai salah satu yang terbaik di tingkat nasional? Jawabannya terletak pada kerja sama yang erat dengan organisasi mitra, terutama Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
"Kerja sama dengan organisasi mitra, yaitu PKK, sangat penting karena melibatkan 3 pilar utama pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat atau lingkungan," jelas Ayu.
Kendalanya pun tergolong banyak. Terdapat pula tantangan, terutama dalam pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
"Masih banyak satuan pendidikan SD/MI yang mengadakan tes seleksi saat PPDB, terutama sekolah swasta dan yang di bawah Kemenag," ungkapnya.
Baca juga: Kemendikbudristek Tunjuk Kelas Pintar Jadi Mitra Pembangunan Implementasikan Kurikulum Merdeka
Ayu dan tim akhirnya memprioritaskan penguatan team work, kerjasama dengan dinas terkait, dan organisasi mitra. Inovasi dan kolaborasi menjadi kunci dalam mendukung Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.
“Sosialisasi tiga target perubahan, penguatan pentingnya kemampuan fondasi anak, dan kerjasama dengan PKK serta organisasi mitra lainnya menjadi strategi yang diterapkan,” ujarnya.
Ayu juga tak ragu melakukan audiensi dengan Kementerian Agama untuk mengurai dan mencari solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi. Program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) juga ikut disentuh. Baginya, MPLS menjadi bagian penting dari persiapan menyambut peserta didik baru. MPLS kemudian dikemas dengan kegiatan seru dan edukatif.
Hal ini membantu anak-anak merasa lebih akrab dengan lingkungan baru mereka, mengurangi kecemasan, dan merangsang rasa ingin tahu mereka. MPLS juga menjadi ajang guru bisa lebih mengenal kemampuan dan capaian perkembangan anak didiknya.
Perubahan pun terjadi. Gerakan Transisi PAUD ke SD jadi terasa menyenangkan. Proses belajar tidak lagi hanya tentang buku dan catatan, tetapi juga melibatkan kegiatan-kegiatan kreatif yang membuat anak-anak terlibat secara aktif. Rasa ingin tahu dan kegembiraan mereka dihargai, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan mereka secara positif.
Selain itu, kolaborasi erat dengan orang tua dan masyarakat setempat menjadi landasan yang kokoh. Disinilah peran bunda PAUD dari tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai kecamatan digerakkan di seluruh Aceh. Komunikasi yang terbuka dan transparan memastikan bahwa setiap pemangku kepentingan terlibat aktif dalam mendukung proses transisi ini. Inilah yang membuat transisi PAUD ke SD di Aceh menjadi pengalaman yang lebih ramah dan menyenangkan.(*)