Artinya, Yayasan SHB kini lebih fokus pada upaya-upaya pencegahan kemiskinan, khususnya bagi masyarakat pesisir. “Kalau responsif kan ada bencana baru bergerak bawa makanan. Tapi kalau mitigasi itu menciptakan dan membangun mitigasi kemiskinan itu sendiri,” ujarnya.
Salah satu cara untuk memitigasi kemiskinan yang dilakukan Yayasan SHB ialah dengan menggerakan ekonomi masyarakat pesisir. Ibu-ibu masyarakat pesisir pun digandeng untuk menghasilkan suatu produk yang bisa dipasarkan ke masyarakat luas.
Baca juga: Operasi Semut, Kapolda Metro Jaya Bantu Bersihkan Sampah di Hutan Mangrove Muara Angke
“Kami mengambil peran mendorong UMKM masyarakat pesisir dalam meningkatkan ketangguhan ekonomi mereka, khususnya perempuan masyarakat pesisir,” jelasnya.
Dalam dua bulan terakhir, misalnya, warga binaan Yayasan SHB sudah bisa memproduksi ikan asin dan bawang goreng. Hasil produksi masyarakat pesisir ini pun berhasil dipasarkan ke seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Ia menyebut, pelaku UMKM yang dibina ini melakukan produksi mereka di rumah masing-masing, setelah itu hasil produksinya disalurkan melalui Yayasan SHB ke Sayur Kendal, baru setelah itu didistribusikan ke masyarakat luas.
Baca juga: Fokus Atasi Banjir hingga Macet, Heru Budi Diganjar Penghargaan oleh Tempo
Selain fokus pada mitigasi kemiskinan, Yayasan SHB juga melakukan advokasi terhadap pemenuhan hak-hak perempuan. Lewat program Rumah Aman Perempuan, Yayasan SHB menerima seluruh aduan terkait pelecehan dan kekerasan seksual terhadap perempuan.
“Mereka bisa melapor ke Rumah Aman Perempuan di Yayasan SHB dan kami akan berkoordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LHB) sekitar untuk mengadvokasi kasus-kasus kekerasan seksual terhadap perempuan di wilayah Muara Angke,” ungkapnya. (*)