"Permisi pinjem tangannya. Coba lihat, dalam waktu sekejap, tangan sampeyan bisa putih bersih!” sesumbar seorang lelaki paruh baya kepada Tribunnews. Merasa penasaran dengan sesumbarnya, Tribunnews lantas menyodorkan tangan kanan.
Punggung tangan kanan itu lantas dia olesi dengan krim pemutih yang dia bilang berbahan bengkuang itu. Setelah diolesi krim, didiamkan sekitar setengah menit. Lalu permukaan kulit digosok-gosok berkali-kali.
Saat tangan digosok-gosok, kotoran di permukaan kulit mengelotok (mengelupas). Entah yang mengelupas itu kotoran atau kulit ari, yang pasti dalam waktu sekejap punggung dari telapak tangan kanan itu memang tampak putih bersih!
"Sekarang coba bandingkan dengan tangan kiri. Coba lihat baik-baik bagaimana bedanya? Pasti tangan kanan jauh lebih putih bersih kan?” kata si abang penjual krim pemutih dengan insial merek 'O’ itu.
Ketika dua tangan disandingkan, memang terlihat kontras perbedaannya. Punggung telapak tangan kanan yang tadi digosok-gosok memakai krim itu tampak putih bersih. Hanya dalam waktu lima menit setelah digosok-gosok krim, berubah drastis. Jauh berbeda dibanding tangan kiri yang tidak diapa-apakan.
"Murah meriah saja, kalau buat sampeyan saya kasih harga Rp 20.000 (per kemasan). Kalau beli tiga, cukup Rp 50 ribu!” ujar sang penjual. Ia lantas menunjukkan foto mejengnya bersama Wanda Hamidah, politisi cantik yang juga mantan model sabun mandi itu. Entah di mana si abang ketemu Wanda Hamidah, foto berduanya itu dia pajang di lapaknya, untuk menarik perhatian pembeli.
Pantauan Tribunnews, produk kosmetik tersebut lumayan laku. Beberapa pembeli terlihat mampir di lapak itu. Karena itu, Tribun memutuskan mengambil produk tersebut sebagai salah satu sample untuk diteliti tingkat keamanan dari komposisi bahan-bahan pembuatannya.
Namun Tribun belum mendapatkan merek kosmetik dengan inisial merek 'F’ yang dipakai Titik Alwi dan membuat kulit wajahnya bermasalah itu. Perburuan kosmetik lantas dilanjutkan dengan menyusuri lorong-lorong pasar.
Kini fokus perburuan di toko-toko kosmetik, bukan di lapak-lapak liar, tapi masih di Pasar Kebayoran Lama. Di bagian tengah pertokoan, berderet-deret toko emas. Nah, di depan toko-toko emas itu tampak berjajar toko-toko kosmetik.
Uniknya, toko-toko ini menjual segala macam kosmetik dengan 'kasta’ berbeda-beda. Mulai dari kosmetik abal-abal hingga yang bermerek terkenal ada di toko-toko ini. "Ada kosmetik bikinan China atau Taiwan nggak?”
Ketika Tribun melempar pertanyaan itu kepada pemilik salah satu toko, anehnya, sang penjaga toko seperti ketakutan. "Apa? Kosmetik China? Nggak ada di sini, nggak ada! Cari aja di tempat lain!” jawabnya, setengah menggertak dan tak bersahabat.
Ketika pertanyaan yang sama diajukan di toko-toko di sebelahnya, jawabnya sama. "Nggak ada mas. Kita nggak jualan produk-produk begituan. Cari saja di tempat lain. Sampeyan dari mana?” jawab salah satu pemilik toko dalam nada curiga, balik bertanya.
Entah mengapa, kalau pertanyaannya 'kosmetik China’ para pedagang seperti ketakutan dan curiga. Ketika Tribun curhat kepada seorang ibu rumahtangga yang sedang berbelanja sayuran di pasar itu, sang ibu lantas menjelaskan.
"Ya iyalah, tanyanya jangan pakai istilah kosmetik China, gitu. Apalagi sampeyan laki-laki. Dikiranya sampeyan itu petugas razia yang menyamar jadi pembeli,” tutur sang ibu. Menurut dia, memang pernah ada razia kosmetik di pasar itu, sehingga membuat para pemilik toko kosmetik seperti mengalami trauma.
Okelah, perburuan kosmetik dilanjutkan. Di deretan ujung toko kosmetik, Tribun menanyakan kosmetik pemutih dengan inislal merek 'F’ yang dipakai Titik Alwi. Ternyata di toko ini ada! Bahkan di etalasenya tampak berderet-deret. Menurut penjaga toko, merek pemutih 'F’ ini cukup diminati pembeli. Harga per kotak kemasan Rp 20 ribu.
Puji syukur, mendapatkan sample kosmetik kedua. Kepada pemilik toko, Tribun menanyakan, apa saja merek kosmetik pemutih lainnya (dari berbagai kelas harga kosmetik) yang paling laris- manis di pasar ini?
Pemilik toko lantas menunjukkan tiga merek lainnya. Dua kosmetik yang dia tunjukkan punya merek yang amat terkenal. Inisial mereknya 'W’ dan satunya lagi 'V.’ Yang merek W amat terkenal karena sering dipromosikan di TV dengan model seorang penyanyi tenar yang kini berhijab. Sedang merek V sudah sejak lama beredar meski tak lagi gencar dipromosikan.
Merek 'W' ini memang harganya lebih mahal, yakni Rp 50 ribu untuk kemasan 40 ml. Sementara merek 'V' dengan berat bersih lebih banyak, yakni 50 Ml, harganya hanya Rp 9000-an.
Ada juga kosmetik merek berinisial 'S’ yang keterangan kemasannya berbahasa dan berhuruf Tionghoa. Dan satu lagi merek merek 'B’ juga berbahasa dan berhuruf Tionghoa dibeli. Nah, apakah semua kosmetik itu aman pakai (tidak beracun kimia)?
Dua dari Enam Sampel Kosmetik Pemutih Wajah Ini Beracun Kimia!
Penelusuran Tribunnews.com, memang masih banyak peredaran kosmetik berbahaya, di tengah-tengah pasaran kosmetik yang aman pakai. Konsumen pun bingung membedakan mana yang aman dan berbahaya!
Penasaran dengan tingkat keamanan dari bahan-bahan kosmetik pemutih, Tribun akhirnya membawa enam sampel kosmetik berbagai kelas harga yang terbilang laris-manis itu. Yakni merek W, V, F, O, S dan B itu ke Sucofindo Pharmaceutical Laboratories di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, pada 25 Maret 2014 lalu.
Di laboratorium ini tersedia perangkat penelitian dan pengujian yang cukup lengkap, tak hanya sebatas produk kosmetik. Ada juga pengujian tingkat keamanan produk mainan anak-anak, helm pengaman kepala, obat-obatan, makanan dan minuman, pengujian untuk pangan organik dan seabrek lainnya.
Ternyata untuk pengujian kosmetik, tidak cukup sehari. "Paling tidak tiga hari,” kata Drs Adisam, ZN, Msi, dari laboratorium Sucofindo yang menerima kehadiran Tribun. Untuk memberi keleluasaan dan kecermatan penelitian, Tribun baru mengambil data hasil pengujian enam sampel kosmetik itu pada Rabu, 2 April 2014 alias sekitar seminggu setelah sampel diserahkan.
Hasilnya? Mengejutkan! Dua dari enam sampel yang diuji ternyata mengandung racun kimia berbahaya dengan kandungan tinggi. Yang satu mereknya tidak terkenal tapi berani sesumbar bebas merkuri dan hidrokuinon. Itu adalah merek dengan Inisial 'F.’
Satunya lagi merek yang amat terkenal yakni berinisial 'V.’ Ini produk yang sudah lama diproduksi, lama beredar di masyarakat, tapi sudah tidak gencar dipromosikan.
Pada kosmetik 'F’ terbukti mengandung racun kimia merkuri sebesar 0,11 persen dan hidrokuinon 0,13 persen. Sementara pada kosmetik 'V’ terkandung racun hidrokuinon sebesar 0,15 persen.
"Itu angka yang sangat tinggi. Praktis, risikonya juga tinggi. Sebab, merkuri dan hidrokuinon itu sama sekali tidak boleh ada dalam kosmetik. Tidak ada toleransinya!" tegas Drs Adisam, ZN, Msi, dari laboratorium Sucofindo, saat menjelaskan hasil uji laboratorium.
Kesimpulannya, ternyata bukan hanya kosmetik 'kelas bawah’ saja yang berisiko mengandung racun kimia. Pada kosmetik papan atas (bermerek terkenal) pun terbukti ada yang tidak aman pakai juga. Meski dalam konteks ini, tentu tidak bisa dipukul rata.
Risiko Sakit Liver, Kanker Kulit Hingga Cacat Janin
Memang, apa sih bahaya merkuri dan hidrokuinon? Tribunnews.com lantas mencari orang yang tepat untuk menjelaskan pertanyaan ini. Dan orang itu adalah Dr Luluk Maya Savira, seorang dokter ahli bidang kecantikan wajah, dari sebuah klinik kecantikan di kawasan elit di Kuningan, Jakarta.
"Saya juga punya koleksi kosmetik abal-abal, ” cerita Dr Luluk Maya Savira. Dari koleksi kosmetik bermasalah itu, Luluk menjelaskan dan memberikan warning (peringatan) kepada pelanggannya agar waspada dalam memilih kosmetik. Cukup banyak yang aman pakai, tapi tidak bisa dipungkiri, cukup banyak pula yang berisiko.
Yang pasti, dari pengamatannya, memang kaum wanita cukup banyak yang tidak sabaran dalam mencari cara mempercantik diri. Tak heran, banyak yang terjerat pada ketergantungan memakai kosmetik mengandung merkuri tinggi.
"Memang merkuri itu pemutih wajah yang paling instan dalam memutihkan wajah, tapi sangat berbahaya, tidak hanya bagi kulit wajah, bahkan organ tubuh kita,” kata Luluk.
"Selain itu, merkuri juga bisa memicu kanker kulit. Bahkan pada wanita hamil dapat menyebabkan kecacatan pada janin,” ujar Luluk.
Sementara hidrokuinon risikonya tak jauh beda dari merkuri. Sifatnya bisa mencerahkan kulit, tapi lama-lama timbul flek hitam yang sulit dipulihkan. Ia mengakui, banyak sekali kosmetik pemutih mengandung hidrokuinon dosis tinggi.
"Padahal yang diizinkan itu adalah hidrokuinon dengan dosis maksimal 4 persen, itu pun harus melalui resep dokter,” kata Luluk. Dosis dengan toleransi tak lebih 4 persen itu pun penggunaannya bukan untuk kosmetik tapi pengobatan flek pada kulit atau melasma.
Hm, ngeri bukan? Karena itu, waspada dan teliti saat memilih kosmetik yang aman!