TRIBUNNEWSCOM - Baru-baru ini istilah 'Loli' menyeruak ke permukaan saat artis Nafa Urbach ngamuk lantaran komentar pemberitaan soal anaknya banyak dengan istilah tersebut.
Tentunya, sebagai ibu dari Mikhaela Lee Jowono (6), Nafa Urbach mengupayakan segala cara untuk melindungi anaknya dengan cara apapun termasuk meminta dukungan dan bantuan dari Kak Seto.
Semenjak Nafa Urbach mengangkat keresahannya ini ke media sosial, terungkap banyak orang yang mengalami hal serupa bahkan juga mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh pedofilia.
Dan disayangkan, masih banyak orang yang awam dengan istilah 'Loli' yang identik dengan orang-orang yang mengidap kelainan seksual ini.
Istilah 'Loli' dan ciri-ciri pedofilia yang harus diperhatikan diwaspadai oleh orangtua agar dapat melindungi dan menjaga anak-anaknya dari predator seksual yang bisa mengancam di mana dan kapan saja.
Istilah Loli
Dilansir dari laman Wikipedia, Loli adalah singkatan dari Lolicon yang berasal dari Bahasa Jepang dan merupakan gabungan kata dari kata Lolita dan Complex.
Dalam bahasa aslinya, Lolicon memiliki makna seseorang yang mempunyai obsesi pada anak-anak di bawah umur, menjelang atau sebelum masa pubertas.
Istilah Lolicon sering digunakan oleh otaku dalam ruang lingkup Anime, Manga, dan Game.
Baru Sehari Bebas, Postingan Terbaru Tora Sudiro di Instagram Langsung Bikin Gerah
Lolicon dipercaya oleh beberapa orang sebagai salah satu klasifikasi dari otaku karena kebanyakan otaku menyukai karakter berwajah seperti anak-anak.
Ruang lingkup penggunaan istilah ini hanya digunakan oleh komunitas otaku, sehingga istilah Lolicon mengalami perubahan makna menjadi lebih sempit, yaitu menjadi obsesi kepada objek visual yang imut-imut dan manis.
Diakui, secara umum istilah Lolicon ini berbeda dengan pengertian pedofilia.
Kata Lolita diambil dari tokoh novel fiksi berjudul Lolita karya penulis Rusia, Vladimir Nakobov.