TRIBUNNEWS.COM - Gerhana bulan penumbra akan menyambangi langit Indonesia, Sabtu (11/1/2020) dini hari nanti.
Gerhana bulan penumbra yang terjadi pada Sabtu dini hari nanti dapat disaksikan dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.
Gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.
Gerhana bulan hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Dikutip dari siaran pers BMKG, gerhana bulan penumbra, Sabtu dini hari nanti akan dimulai pada pukul 00.05,7 WIB dengan puncaknya pada pukul 02.10 WIB.
Gerhana bulan penumbra akan berakhir pada pukul 04.14,4 WIB.
Dengan demikian, gerhana bulan penumbra yang terjadi pada Sabtu dini hari nanti berlangsung selama 4 jam 8,7 menit.
Dengan adanya fenomena alam ini, umat Islam diimbau untuk melaksanakan salat gerhana atau salat khusuf.
Sebaiknya, salat gerhana bulan penumbra dilakukan secara berjemaah di masjid.
Setelah salat, diakhiri dengan dua khutbah yang disampaikan oleh khatib.
Lantas, bagaimana hukumnya bila melaksanakan salat gerhana bulan secara sendiri?
Dikutip dari Islami.co, Imam an-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarh Muhadzzab menjelaskan, shalat gerhana, baik bulan maupun matahari, bisa dilaksanakan sendirian, tanpa jemaah.
Pasalnya, khutbah hanya merupakan sunnah, bukan syarat sah.
حَدِيثُ عَائِشَةَ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَاتَّفَقَتْ نُصُوصُ الشَّافِعِيِّ وَالْأَصْحَابِ عَلَى اسْتِحْبَابِ خُطْبَتَيْنِ بَعْدَ صَلَاةِ الْكُسُوفِ وَهُمَا سُنَّةٌ لَيْسَا شَرْطًا لِصِحَّةِ الصَّلَاةِ قَالَ أَصْحَابُنَا وَصِفَتُهُمَا كَخُطْبَتَيْ الْجُمُعَةِ فِي الْأَرْكَانِ وَالشُّرُوطِ وَغَيْرِهِمَا سَوَاءٌ صَلَّاهَا جَمَاعَةٌ فِي مِصْرٍ أَوْ قَرْيَةٍ أَوْ صَلَّاهَا الْمُسَافِرُونَ فِي الصَّحْرَاءِ وَأَهْلُ الْبَادِيَةِ وَلَا يَخْطُبُ مَنْ صَلَّاهَا مُنْفَرِدًا