“Namun, bukan berarti susu kental manis yang menjadi pilihan, mengingat ada sejumlah dampak atau bahaya yang ditimbulkan,” katanya.
Netty menambahkan susu kental manis (SKM) adalah susu yang dibuat dengan melalui proses evaporasi atau penguapan dan umumnya memiliki kandungan protein yang rendah.
Selain diuapkan, susu kental manis juga diberikan added sugar (gula tambahan).
Hal ini menyebabkan susu kental manis memiliki kadar protein rendah dan kadar gula yang tinggi.
Menurutnya, kadar gula tambahan pada makanan untuk anak yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2015 adalah kurang dari 10% total kebutuhan kalori.
“Jadi, susu kental manis tidak boleh diberikan pada bayi dan anak, karena memiliki kadar gula yang tinggi dan kadar protein yang rendah, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan anak-anak yang mengkonsumsinya,” tutur Netty.
Jika ada yang masalah dalam pemberian ASI, menurut Netty, ada beberapa referensi yang merekomendasikan ASI donor yang telah terbukti aman atau susu formula bayi.
Dia menyarankan untuk pemberian susu, selain ASI sendiri sebaiknya orang tua berkonsultasi kepada tenaga kesehatan, seperti dokter atau bidan agar dapat menjatuhkan pilihan yang tepat.