Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini gaya hidup masyarakat yang tinggal di kawasan perkotaan terus mengalami pergeseran.
Hal ini dapat dilihat dari munculnya sederet tren yang turut melengkapi aktivitas kaum urban.
Mulai dari munculnya tren coffee culture yang dibuktikan dari banyaknya coffee shop pada setiap kota besar di Indonesia, hingga lahirnya tren baru yakni 'beef culture'.
Lalu apa itu beef culture?
Baca juga: Pencinta Kuliner Jepang Wajib Coba, Ini 4 Rekomendasi Makanan dan Minuman ala Negeri Sakura
Kemunculan tren beef culture di Indonesia ditandai dengan kian meningkatnya permintaan terhadap daging sapi berkualitas.
Tidak hanya itu, faktor pendukung lainnya adalah semakin banyaknya pelaku usaha yang berfokus pada produk olahan daging sapi, baik di retail atau reseller maupun food services seperti hotel, restoran, cafe dan supermarket.
Saat mereka yang handal meracik kopi disebut dengan barista, maka orang yang ahli memotong hingga menjual daging disebut sebagai butcher.
Seiring waktu, profesi butcher kini tidak terdengar 'mengerikan', karena dapat disebut sebagai suatu profesi masa depan yang menjanjikan, baik bagi kaum laki-laki maupun perempuan.
Terlebih diiringi dengan semakin tingginya perhatian masyarakat perkotaan untuk memperoleh daging sapi yang tidak hanya lezat, namun juga sehat dan berkelanjutan (sustainable).
Oleh karen itu, profesi ini bisa menjadi solusi yang baik untuk industri kuliner, karena dapat menentukan profitabilitas dari penggunaan potongan daging secara optimal.
Melihat fenomena tersebut, PT Global Pratama Wijaya (GPW) telah meluncurkan Program Meatcopedia pada 2021 sebagai platform untuk memperkenalkan variasi potongan daging sapi, khususnya bagian secondary cuts dan mendorong kreasi olahan makanan dari berbagai jenis potongan tersebut.
Sehingga dapat memaksimalkan penggunaan bagian potongan daging sapi yang selama ini kurang populer.
Direktur PT GPW, Dian Paramita pun menjelaskan bahwa pihaknya ingin mengedukasi masyarakat terkait pemilihan dan pengolahan daging sapi yang dapat diambil pula dari secondary cuts.
"Kami ingin masyarakat Indonesia semakin kenal dan paham, bahwa daging sapi bukan hanya terdiri dari Prime Cuts, tapi juga ada bagian secondary cuts yang dapat diolah menjadi sajian lezat, berkualitas, dan bergizi," ujar Dian, dalam keterangan resminya, Selasa (14/6/2022).