TRIBUNNEWS.COM - Dalam psikologi, strict parent atau orang tua yang ketat didefinisikan sebagai orang tua yang menempatkan standar dan tuntutan tinggi pada anak-anak mereka.
Mengutip parentingforbrain.com, strict parent bisa menjadi otoriter, tergantung pada keyakinan disiplin orang tua dan responsivitas mereka terhadap kebutuhan anak.
Lantas apakah yang akan terjadi jika orang tua terlalu ketat atau terlalu keras pada anaknya?
Banyak orang tua yang bermaksud baik percaya bahwa mereka melakukan yang terbaik untuk anak-anak mereka dengan menetapkan batasan yang ketat dan kaku.
Meskipun orang tua mungkin memaksa anak-anaknya untuk sementara mematuhi, strict parenting atau pengasuhan yang terlalu ketat dapat menciptakan masalah perilaku.
Mengutip medicinenet.com, pola asuh yang ketat atau otoriter dikaitkan dengan hasil negatif.
Srict parent tidak terbuka untuk berdiskusi atau mendengarkan sudut pandang anak mereka.
Baca juga: Contoh Strict Parents, Sering Bertindak Otoriter dan Memberi Hukuman pada Anak
Orang tua yang otoriter cenderung:
- Mengharap anak-anak untuk mengikuti perintah tanpa pertanyaan
- Merasa bahwa ketaatan sama dengan cinta
- Mematikan komunikasi terbuka
- Memiliki aturan ketat yang harus dipatuhi anak-anak
- Menghukum anak-anak dengan keras
- Menahan kasih sayang dan kehangatan