Akhirnya dr Denta memutuskan untuk menggali lebih dalam latar belakang si anak.
Bahkan melihat riwayat sang anak sebelum lahir.
"Ternyata ibunya itu suka banget warna pink. Ketika hamil, suaminya seneng sekali dan selalu membawakan hadiah warna pink terus. Istrinya jadi seneng banget. Ternyata itu ada koneksi antara warna pink dengan janin si bayi," urai dr Denta.
Ketika sang anak berusia lima tahun, saat melihat warna pink, ia merasa mendapatkan feeling yang sama dengan si ibu saat berada dalam kandungan.
"Merasa senang, hangat, sama seperti yang dirasakan ibunya ketika hamil. Sehingga apa yang disenangi ibunya, biasanya juga disenangi oleh anaknya," kata dr Denta.
Nyatanya, situasi ini tidak hanya berlaku di warna saja, tapi juga bisa makanan hingga musim.
"Jadi misalnya anak memilih warna tidak sesuai tatanan sosial, sebenarnya tidak masalah. Jadi bebaskan ekspresi anak," pungkasnya.