TRIBUNNEWS.COM - Berikut tata cara pelaksanaan dan pengertian tawaf wada.
Tawaf wada merupakan salah satu rangkaian yang ada pada ibadah haji.
Mengutip dari aceh.tribunnews.com, tawaf wada sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tawaf pada umumnya.
Namun perlu diketahui bahwa tawaf wada bukanlah haji wada.
Thawaf wada' adalah thawaf perpisahan yang menandai penutup seluruh aktivitas ibadah haji selama di Kota Suci sebelum kembali ke Tanah Air.
Baca juga: Jemaah Bisa Sewa Skuter dan Kursi Roda untuk Prosesi Tawaf dan Sai di Masjidil Haram
Sebab itulah jumhur ulama mensyaratkan thawaf wada' dilakukan saat detik-detik terakhir keberadaan seseorang di kota Mekkah menjelang bertolak kembali ke kampung halaman.
Sebagian ulama memakruhkan aktivitas apapun di Masjidil Haram setelah pelaksanaan thawaf wada'.
Padahal, bagi yang kembali ke Masjidil Haram tinggal mengulangi thawafnya kembali.
Dijelaskan bahwa ulama juga belum satu kata dalam memberikan status hukum kepada thawaf wada'.
Baca juga: Ulang Tahun di Tanah Suci, Lola Amaria Ingin Beri Kado Pada Dirinya, Tawaf 46 Kali dan Masuk Raudhah
Tata Cara Tawaf, Mengutip dari muhammadiyah.or.id
1) Bagi orang laki-laki meletakkan bagian tengah kain ihramnya di bawah ketiak kanan dan menaruh ujung kain di atas pundak sebelah kiri tertutup, sedang pundak kanan terbuka. Berdasarkan hadis riwayat Abu Dawud:
“Dari Ibnu Abbas (Diriwayatkan) sesungguhnya Rasulullah saw, dan para sahabatnya umrah dari Ji’ranah, lalu mereka berlari-lari kecil di Baitullah dan mereka buat rida (selendang) mereka di bawah ketiak kanan mereka lalu menyampirkan ujungujungnya di atas pundak kiri mereka.” (HR. Abu Dawud).
2) Sesampainya di sudut Hajar Aswad menghadap ke Hajar Aswad tersebut lalu menciumnya; atau menjamahnya dengan tangan lalu mencium tangannya; atau menyentuhnya dengan tongkat; atau berisyarah kepadanya dengan tangan. Hal tersebut dilakukan setiap kali putaran tawaf. Sebagaimana HR. al-Bukhari:
“Dari Abis bin Rabi’ah (diriwayatkan) ia berkata: aku melihat Umar ra. datang kepada Hajar Aswad seraya berkata: Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau itu batu, andaikata aku tidak melihat Rasulullah saw mengecup engkau, pastilah aku segan mengecupmu. Kemudian ia mendekat lalu mengecupnya.” (HR al-Bukhari).