Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ramangsa Institute merilis hasil survei terkait persepsi publik tentang kepemimpinan Kota Bekasi berikutnya, khususnya menjelang Pemilu Serentak 2024.
Direktur Eksekutif Ramangsa Institute, Maizal Alfian mengatakan survei dilakukan untuk memotret karakteristik pemilih, kriteria tokoh dan wacana program yang sesuai persepsi masyarakat.
“Rilis ini menyajikan hasil survei regional Kota Bekasi tentang persepsi masyarakat terkait pemimpin masa depan menjelang Pemilu 2024,” kata Alfian dalam hasil surveinya, Sabtu (24/9/2022).
Dalam hasil surveinya, terlihat sebanyak 22 persen masyarakat merasa puas dan 19 persen sangat puas terhadap kinerja Plt Wali Kota Bekasi.
Namun masih ada sebanyak 39 persen yang merasa tidak puas terhadap kinerja Plt Wali Kota Bekasi saat ini.
Sebanyak 95 persen responden menganggap penting prestasi calon kepala daerah, serta 96 persen juga menganggap penting pengalaman calon kepala daerah.
Berdasarkan nama-nama kandidat kepala daerah Walikota Bekasi jika pemilihan dilakukan hari ini, sebanyak 29 persen memilih Tri Adhianto.
Sementara posisi kedua, ditempati oleh anggota DPRD Jawa Barat Heri Koswara 14 persen, disusul Ade Puspitasari 12 persen, dan Abdul Harris Bobihoe 11 persen.
Baca juga: Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Lakukan Peletakan Batu Pertama di Masjid Al Amanah Pondok Melati
“Responden yang ikut berpartisipasi, Jika pemilihan kepala daerah Walikota Bekasi dilakukan saat ini maka Tri Adhianto masih unggul dengan elektabilitas sebayak 29 persen,” kata Maizal.
“Di posisi kedua ditempati oleh anggota DPRD Provinsi Jabar Heri Koswara sebanyak 14 persen, dan ketiga diisi oleh Ade Puspitasari sebanyak 12 persen, disusul Abdul Harris Bobihoe sebanyak 11 persen,” ungkapnya.
Ketua Umum HMI Bekasi, Khaqim Nurjawahir mengatakan kepemimpinan Kota Bekasi menyebut generasi milenial lebih suka pemimpin yang memberi kenyamanan bagi masyarakatnya.
"Generasi Milenial dan Gen Z lebih senang dengan pemimpin yang memberikan kenyamanan kepada masyarakat dalam menunjang kreativitas berkelanjutan dari pada hal-hal pragmatis sesaat," kata Khaqim.
Sementara, Akademisi dan Peneliti Aliy Rasyid menyebut sosok pemimpin mendatang harus mampu fokus kepada sektor SDM dan Ekonomi. Ia menilai grand desain pembangunan Kota Bekasi masih belum jelas arah dan implementasinya.
"Sampai saat ini saya belum jelas melihat arah grand design pembangunan Kota Bekasi diantaranya lingkungan hidup terutama daerah rawan banjir dan menajemen pengelolaan sampah serta limbah yang kurang baik hingga menyebabkan pencemaran lingkungan yang sangat rawan," jelas Aliy Rasyid.
Adapun dalam survei ini melibatkan 205 responden yang berasal dari masyarakat Kota Bekasi.
Perhitungan sampel menggunakan rumus slovin dengan margin of error sebesar 7 persen.
Proses pengumpulan data yang dilakukan pada rentang 1 sampai 28 Agustus 2022 dengan menggunakan kuesioner terstruktur.