Adi menyatakan, ketiga partai itu, terlihat telah menjalin komunikasi politik untuk membangun koalisi.
"Kalau melihat kecenderungan terbuka bagi PKS, Nasdem, plus Demokrat yang sudah menjajaki koalisi ini. Tiga partai ini sudah 20 persen (memenuhi presidental threshold)," kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (4/10/2022).
Dari penghitungan KPU, jumlah total suara Pileg 2019 untuk pemilihan anggota DPR sebanyak 139.970.810 suara.
Di mana Nasdem memperoleh 59 kursi, jumlah suaranya sebanyak 12.661.792 (9,05 persen).
Kemudian, Demokrat: 54 kursi dengan jumlah suara: 10.876.057 (7,77 persen) dan PKS, yakni 50 kursi yang jumlah suaranya 11.493.663 (8,21 persen).
Baca juga: AHY Ngaku Sering Bertemu Anies Bahas soal Perubahan Tapi Tak Banyak Diketahui Publik
Adi menilai, Nasdem harus segera meyakinkan PKS dan Demokrat untuk mematangkan koalisi demi mengusung Anies sebagai capres.
Namun, Adi berpendapat, ada kendala nantinya, yakni penentuan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Anies
Adi mengatakan, Demokrat berkepentingan untuk memasang ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.
Karena itu, kata Adi, Nasdem perlu menjalin komunikasi intensif dengan Demokrat perihal cawapres yang akan mendampingi Anies.
Di sisi lain, Adi menilai, PKS terlihat tak mensyaratkan cawapres dari kader mereka untuk mengusung Anies sebagai capres.
"Tapi overall peluang Nasdem, Demokrat, dan PKS tetap besar untuk mengusung Anies sebagai capres di Pilpres 2024," tutur Adi, dilansir Kompas.com.
Sebagaimana diketahui, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menemui Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2022) pagi.
Setelah pertemuan selesai, Anies mengatakan, mendapat sambutan yang baik dari Demokrat.
Anies juga menyebut, pertemuan tersebut akan menjadi awalan yang baru dan berkelanjutan.