Selain itu, Erwin Aksa diminta menghubungi ayahnya, Aksa Mahmud.
Sebab, Aksa Mahmud dan Sudirman Said sering berhubungan dengan Anies Baswedan.
Baca juga: Peluang Koalisi di Atas 90 Persen, NasDem Harap Anies Baswedan Segera ke PKS
Setelah Aksa Mahmud dan Sudirman Said menunggu Anies di Hotel Gran Melia, hasilnya nihil.
"Ayah saya kembali ke rumah. Anies kembali ke rumahnya untuk istirahat," lanjut Erwin.
Erwin Aksa dan Rosan Roeslani kemudian memutuskan untuk membagi tugas.
Rosan Roeslani bertugas meyakinkan Sandiaga Uno agar mau menerima usulan menjadi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Kami bangga Pak Sandi dengan berbesar hati kemudian mau menerima untuk menjadi orang nomor dua," ungkapnya.
"Kemudian Pak Rosan menelepon saya tentang kabar baik itu."
"Karena Pak Aksa, ayah saya mengatakan kalau tidak jadi nomor satu, Pak Anies tidak ingin maju," beber dia.
Baca juga: Sebut Anies Figur Kental Politik Identitas, Relawan Jokowi Minta Menteri dari NasDem Diberhentikan
Kemudian, Erwin Aksa menyampaikan pada ayahnya jika sudah ditunggu Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Pada waktu itu, ayah Erwin Aksa diminta untuk datang ke kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Ayah saya dan Pak Prabowo berbicara, akhirnya Pak Prabowo juga ikhlas menerima Mas Anies bisa jadi calon Gubernur dari Gerindra dan PKS pada saat itu," ujarnya.
"Saya melihat Pak Prabowo sebagai negarawan yang mau menerima Mas Anies yang saya tahu mengkritik keras Pak Prabowo saat Pilpres 2014 lalu," terangnya.
Setelah itu, disepakati bahwa Anies Baswedan menjadi calon Gubernur di Pilkada DKI 2017.