Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Algoritma, Aditya Perdana mengatakan, langkah gubernur Jawa Tengah yang menyatakan siap untuk maju pada Pilpres 2024, membuka peluang koalisi antara PDIP dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
“Kondisinya memang PDIP, pandangan saya dalam beberapa hal menunjukkan dia tidak ingin maju sendiri sebagai capres, meski PDIP punya hak dan kesempatan. Perspektif, yang ingin dibangun PDIP bagaimana merangkul teman teman partai lain,” kata Aditya, saat dihubungi, Kamis (20/10/2022).
Aditya mengatakan, kedekatan antara PDIP dan KIB, sudah terjalin pada dua periode pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Hal itu menurutnya akan memudahkan jika PDIP bergabung dengan KIB.
“Tentu sudah sejalan yang sudah punya pengalaman dan berinteraksi dengan PDIP, selama 2 periode kepemimpinan Pak Jokowi, ya dalam konteks ini relevan membicarakan teman teman di koalisi KIB itu,” ujar Aditya.
Baca juga: KIB Bakal Gelar Pertemuan Lanjutan di Makassar 6 November 2022
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah yang juga politisi PDIP Ganjar Pranowo menyatakan dirinya siap menjadi calon presiden (capres) di 2024.
Hal itu diungkap dalam program Spesial bertajuk ‘Ekslusif! Blak-blakan, Ganjar Maju Capres’ yang ditayangkan di kanal YouTube BeritaSatu, dikutip Rabu (19/10/2022)
“Sebenarnya kalau untuk bangsa dan negara, apa sih yang kita tidak siap,” kata Ganjar Pranowo saat ditanya soal pencapresan di 2024.
Ia lantas menjelaskan bahwa dirinya merupakan kader dari sebuah partai. Untuk itu partai politik (parpol), lanjut dia, akan mencari anak bangsa yang terbaik.
“Menurut saya semua orang mesti siap pada soal itu,” ujarnya.
Kendati menyatakan kesiapan, Ganjar menyebutkan bahwa dirinya menghormati proses politik, khususnya di PDIP sebagai partai yang sudah dinaunginya sejak tahun 1992 lalu.
Baca juga: Zulkifli Hasan Tegaskan KIB Jual Gagasan, Bukan Jualan Cebong dan Kadrun
Selain itu pertimbangan selanjutnya terkait dengan realitas suara publik pada survei yang jadi tolok ukur parpol dalam menentukan kandidat capres.
“Sebagai etik politik, tentu saja kami sangat menghormati PDIP sebagai partai saya,” ujar Ganjar.
“Kedua adalah relasi yang dibangun partai-partai yang sekarang sedang berbicang dan tentu terkait dengan realitas yang ada di survei, dan kemudian semua orang memperbicangnkan. Kan semua orang memperbincangkan. Kan sura rakyat tidak boleh diabaikan,” lanjutnya.
Untuk itu, Ganjar menyebut dirinya mendukung proses diskusi di internal partai dalam memilih kandidat capres. Sebab menurut dia, dalam menentukan sosok pemimpin perlu musyawarah agar mendapat keputusan terbaik.
“Biarkanlah kita kasih kesempatsn kepada partai untuk menetukan, untuk mereka berdialog, untuk mengambil yang terbaik,” tuturnya. (*)