Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Surya Paloh disebut sebagai salah satu dari empat pimpinan partai politik bakal menjadi king maker atau penentu peta politik pada pemilihan presiden atau Pilpres 2024.
Hal itu terungkap dalam temuan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 10 hingga 19 Oktober 2022.
Menurut LSI Denny JA, setidaknya ada empat dilema Ketua Umum Partai NasDem itu menghadapi Pilpres 2024.
"Dilema pertama Surya Paloh adalah kuat di suara yang beroposisi dengan Presiden Jokowi, tapi ia masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi," tulis rilis LSI Denny JA dikutip pada Rabu (21/12/2022).
Selain itu, kata LSI Denny JA, Surya Paloh juga dilema apakah meninggalkan atau tetap bersama dengan kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: LSI Denny JA: Megawati hingga Surya Paloh Punya Dilema Hadapi Pilpres 2024
"Dilema kedua Surya Paloh, NasDem tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan agar tegas bahwa Anies Baswedan yang diusung membawa isu perubahan," ujarnya.
Kemudian, dilema keempat adalah mengusung Anies sebagai capres akan membawa slogan penerus atau antitesa Jokowi
"Dilema ketiga Surya Paloh, dalam mengusung Anies Baswedan akan membawa slogan penerus Jokowi atau antitesa Jokowi," ucap LSI Denny JA.
Baca juga: LSI Denny JA: Surya Paloh King Maker Potensial Antitesa Jokowi dalam Pilpres 2024
Terakhir, LSI Denny JA mengungkapkan Surya Paloh juga dilema apakah tetap bersama Koalisi Perubahan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) cawapres, atau bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Dilema keempat Surya Paloh, menampung partai oposisi PKS atau Demokrat (dengan AHY sebagai cawapres Anies), atau memoderatkan diri bergabung dengan KIB dengan Airlangga Hartarto sebagai cawapres," ungkapnya.
Survei ini digelar sejak 10 hingga 19 Oktober 2022 menggunakan riset kualitatif.
Survei nasional ini menggunakan 1200 responden pada 34 Provinsi di Indonesia.
Baca juga: Airlangga Sebut Ridwan Kamil Segera Resmi Jadi Kader Partai Golkar, Bakal Diusung KIB di Pilpres?
Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview).
Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 2,9 persen.
Sementara riset kualitatif Desember 2022 dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview.