Diketahui, HUT ke-50 PDI Perjuangan jatuh pada Selasa (10/1).
"Tapi apakah ada roadshow lanjutan Mbak Puan? Ada, setelah HUT partai. Apakah ada yang diulang lagi, kita enggak tahu. Terdekat ke PAN," kata Pacul, sapaan Bambang Wuryanto, dikutip Tribunnews.com, dari Kompas.com, Rabu (4/1).
Meski demikian, ia belum bisa memastikan jadwal kunjungan Puan ke PAN. Pacul mengaku, belum menerima perintah untuk penjadwalan terkait dengan safari politik itu. "Perintahnya (baru sebatas) setelah HUT," ujarnya.
Ketika ditanya kemungkinan safari politik PDI Perjuangan ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat, Pacul menyatakan, belum menerima perintah kunjungan ke dua partai tersebut.
"Tetapi, perintahnya kepada para ketua umum. Kalau kepada (siapa) saya enggak tahu. Jadi jangan kemudian ikut, oh, nanti Pak Pacul memutuskan ini, enggak ada," ucap Ketua Komisi III DPR itu.
Di sisi lain, Pacul mengungkapkan, adanya kemungkinan Puan akan mengulangi safari politiknya ke partai politik yang sudah dikunjungi sebelumnya.
"Nah, ini kan asumsi. Tentu ada (pendalaman-Red). Untuk mendalami mungkin ada hal-hal baru yang perlu didiskusikan. Politik kan berkembang. Lagi-lagi, ini mungkin," ungkapnya.
Sebelumnya, Puan Maharani sudah menjalani safari politiknya ke sejumlah partai politik. Puan mengawali safari politiknya ke Partai Nasdem, bertemu Ketua Umum Surya Paloh dan jajarannya di Nasdem Tower, Jalan RP Soeroso, Gondangdiah, Jakarta Pusat pada Senin (22/8/2022).
Puan juga melakukan safari politik menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Minggu (4/9/2022). Kemudian, safari politik PDI Perjuangan dilanjutkan menemui Ketum PKB Muhaimin Iskandar pada September 2022 lalu.
Kunjungan politik pun dilanjutkan Puan dengan menemui Ketum Golkar, Airlangga Hartarto di Tugu Monas, Jakarta pada Sabtu (8/10/2022).
Dalam kunjungan tersebut, Puan menjelaskan, pertemuannya dengan sejumlah ketua umum partai politik di Indonesia menjadi momen untuk silaturahmi sekaligus menyamakan pemikiran.
"Semua silaturahmi ini tentu saja untuk menyamakan pemikiran, untuk menyatukan bagaimana kita bergotong royong dalam membangun bangsa dan negara," ucapnya.
Puan menegaskan, meski dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2024 ada kemungkinan berbeda pilihan, ia berharap agar pasca pilpres tetap bisa sama-sama membangun bangsa.
"Boleh saja dalam kontestasi pilpres, nantinya mungkin berbeda, namun bisa juga bersama, yang pasti bagaimana bahwa pasca dari kontestasi tersebut, kita bisa sama-sama membangun bangsa dan negara," papar Puan, dikutip Tribunnews.com, dari kanal YouTube Kompas TV.