TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur eksekutif Survey and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara menyampaikan temuan terbaru hasil survei yang dilakukan lembaganya.
Dari data yang didapatkan, diketahui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih unggul dalam hal keterpilihan atau elektabilitas untuk menjadi tokoh yang dipilih rakyat di Pemilu 2024 mendatang.
"Elektabilitas Prabowo masih bertahan sebagai calon Presiden paling utama pilihan publik dengan perolehan persentase 33,0 persen," tutur Igor dalam rilis surveinya secara daring, Minggu (19/2/2023).
Kemudian, pada urutan kedua ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang terpaut cukup tipis di atas mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Yakni Ganjar 20,6% dan Anies 20,0%.
"Selisih antara Prabowo dengan Ganjar dan Anies cukup meyakinkan berada di 12,4% sementara Ganjar dan Anies hanya terpaut 0,6% saja," katanya.
Data SPIN kali ini memperlihatkan nama Calon Presiden potensial selanjutnya, yakni Mochamad Ridwan Kamil dengan tingkat elektabilitas 8,0%, lalu di bawahnya ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke posisi ke-5 dengan perolehan 3,0%. Sementara Puan hanya selisih 0,1% saja dengan Khofifah.
Di dalam rilis surveinya, Igor juga memberikan data pembanding tingkat elektabilitas Prabowo Subianto dari beberapa kali survei yang dilakukan oleh SPIN.
Pada bulan Februari 2022, tingkat elektabilitas Prabowo berada di 12,8%. Kemudian pada April 2022 naik menjadi 17,2%. Selanjutnya di bulan Juli 2022 naik sedikit menjadi 17,9%. Lalu pada bulan Oktober 2022 naik menjadi 19,3%. Pada bulan Desember 2022 naik ke 20,1%. Dan di survei terakhir ini, Prabowo Subianto sudah berada di 33,0%.
Igor menjelaskan, bahwa ada beberapa indikator yang dapat menjadi alasan mengapa terjadi kenaikan elektabilitas terhadap Prabowo Subianto.
Salah satunya adalah penyebutan nama Ketua Umum Partai Gerindra itu oleh Presiden Joko Widodo secara langsung di beberapa acara besar, seperti HUT partai politik.
"Endorsement Jokowi yang secara terus menerus dilakukan terhadap Prabowo. Pidato Presiden Jokowi pada HUT Gerindra, Hadirnya Presiden Jokowi pada Rapimnas Kemhan adalah beberapa endorsement terakhir yang mendongkrak elektabilitas Prabowo," paparnya.
Selain itu, beberapa kegiatan Prabowo Subianto ke berbagai daerah juga ikut menyumbang tingkat elektabilitas Prabowo Subianto di mata publik.
Lalu tentang sikap Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (JoMan), Immanuel Ebenezer yang membubarkan Ganjar Pranowo Mania (GP Mania) dan mengubahnya menjadi Prabowo Mania 08. Menurut Igor, fakta ini juga diyakini menjadi salah satu sumbangsih dari peningkatan elektabilitas Prabowo.
"Roadshow Prabowo ke Medan, Solo dan Jawa Timur memiliki efek yang besar juga terhadap peningkatan pergeseran dukungan pilihan pemilih Jokowi terhadap Prabowo juga, dan terakhir bubarnya relawan GP Mania semakin menguatkan peningkatan elektabilitas Prabowo sekaligus menurunkan elektabilitas Ganjar," terang Igor.
Survei SPIN ini dilakukan pada tanggal 3-13 Februari 2023 dengan total jumlah responden 1230. Kriteria responden ada penduduk berusia 17 tahun keatas atau sudah pernah menikah. Sebaran sampel tersebar di 34 provinsi, dengan teknik sampel menggunakan multi-stage random sampling pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebesar ± 2,8 persen.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung. Kontrol kualitas 10 persen dari sampel.
Hasil Survei Lembaga Indikator Politik
Sebelumnya, Lembaga Indikator Politik Indonesia pun merilis hasil survei terkait tokoh yang masuk bursa Capres 2024.
Baca juga: Soal Utang Rp 50 Miliar Anies Baswedan, Pengamat: Alat Uji Kualitas Capres
Berdasarkan survei tiga nama, yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo menempati puncak elektabilitas.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menyampaikan hasil survei dengan simulasi tiga nama pada Desember 2022, Ganjar menempati posisi teratas yang memiliki elektabilitas sebesar 35,8 persen.
Disusul Anies yang mendapat dukungan sebesar 28,3 persen, sedangkan Prabowo 28,3 persen.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, tren pilihan masyarakat terhadap Ganjar sebagai Capres mengalami kenaikan.
Burhanuddin mengatakan, tren elektabilitas Ganjar dan Prabowo naik seiring peningkatan kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita bisa simpulkan ketika approval presiden naik di bulan Desember, itu yang meningkat elektabilitasnya Ganjar dan Prabowo, yang turun elektabilitas Anies."
"Tapi elektabilitas Anies meningkat terjadi ketika approval Presiden turun," katanya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, Rabu (4/1/2023).
Adapun dalam survei Indikator, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi mengalami kenaikan, dari November sebesar 66,2 persen menjadi 71,3 persen pada Desember 2022.
Namun, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi mengalami penurunan, dari bulan Oktober sebesar 70,5 menjadi 66,2 persen di bulan November 2022.
"Ketika approval rating Presiden itu turun, Anies Baswedan mengalami kenaikan."
"Ketika approval rating Pak Jokowi naik elektabilitasnya (Anies) turun," ucap Burhanuddin.
Sebagai informasi, survei Indikator Politik Indonesia dilakukan 1-6 Desember 2022.
Jumlah sampel yang digunakan dalam survei sebanyak 1.220 orang.
Di mana responden terpilih diwawancarai secara tatap muka.
Survei ini memiliki margin of error lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil Survei Voxpopuli Research Center
Sementara itu, temuan survei Voxpopuli Research Center menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo mencapai 23,8 persen, Prabowo Subainto 20,2 perse, dan Anies Baswedan 18,7 persen.
“Kilas balik pada setahun terakhir, posisi tiga besar dalam bursa capres makin kokoh ditempati oleh Ganjar, Prabowo, dan Anies,” kata Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja dalam keterangan di Jakarta, Minggu (8/1/2023).
Menurut Achmad, tren kenaikan elektabilitas Ganjar sudah terjadi sejak awal pandemi Covid-19 pada pertengahan 2020 silam.
Di mana, Ganjar bersaing ketat dengan Prabowo yang masih digdaya setelah dua kali mengalami kekalahan pada perhelatan Pilpres.
Baca juga: Istana Ungkap Topik yang Dibahas antara Jokowi dan Prabowo Subianto Kemarin
Hanya saja nasib Ganjar tak sebaik Prabowo yang relatif memegang kendali atas partai politik.
Ganjar masih harus bersaing di internal PDIP, di mana Puan Maharani juga bertarung dalam bursa capres 2024.
“Apakah Ganjar akan mendapat tiket bergantung pada keputusan PDIP yang akan dikeluarkan pada 2023 ini,” tandas Achmad.
Di sisi lain, Anies sebagai penantang kuat baik Ganjar maupun Prabowo juga tengah menanjak elektabilitasnya.
Namun lagi-lagi posisi Anies juga belum aman, mengingat koalisi yang digadang-gadang oleh Nasdem, PKS, dan Demokrat tak kunjung terbentuk.
“Positioning sebagai antitesis Jokowi menjadikan Anies sebagai figur sentral oposisi, ketika Prabowo yang sebelumnya menjadi rival Jokowi bergabung ke dalam pemerintahan,” jelas Achmad.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana tren elektabilitas ketiga figur tersebut pada tahun 2023?
Jika sesuai jadwal, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan membuka pendaftaran bakal capres-cawapres pada bulan Oktober mendatang.
Sejauh ini elektabilitas baik Ganjar, Prabowo, maupun Anies belum menembus angka psikologis 30 persen.
“Banyak pihak, terutama partai-partai politik, tentu menginginkan calon yang diusung memiliki potensi menang yang lebih tinggi,” tegas Achmad.
Di luar posisi tiga besar, ada nama-nama seperti Ridwan Kamil (5,2 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,6 persen), dan Sandiaga Uno (4,1 persen).
“RK dan Sandi cenderung turun, sedangkan AHY stabil dan terakhir mengalami kenaikan elektabilitas,” ucapnya.
“RK, Sandi, dan AHY diprediksi akan bertarung memperebutkan tiket calon wakil presiden,” lanjut Achmad.
Demokrat mengincar Koalisi Perubahan yang digagas Nasdem agar bisa mengusung AHY sebagai cawapres, berpasangan dengan Anies.
Pada posisi ke bawah lagi, Puan memimpin dengan elektabilitas 3,9 persen, disusul Erick Thohir (3,1 persen) dan Khofifah Indar Parawansa (2,4 persen). Lalu ada Andika Perkasa (1,5 persen), Airlangga Hartarto (1,3 persen), Mahfud MD (1,1 persen), dan Yenny Wahid (1,0 persen).
Sisanya memiliki elektabilitas di bawah 1 persen, dan tidak tahu/tidak jawab 8,8 persen.
“Nama-nama tersebut juga memiliki peluang lebih kuat sebatas cawapres, kecuali Puan dan Airlangga yang merupakan elite partai politik,” pungkas Achmad.
Sebagai informasi, Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 17-23 Desember 2022, kepada 1200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Margin of error survei sebesar kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei Charta Politika
Sebelumnya, lembaga survei Charta Politika pun merilis hasil survei elektabilitas capres 2024.
Berdasarkan hasil survei Charta Politika, elektabilitas Ganjar Pranowo tertinggi dengan mengantongi angka 31,7 persen.
Disusul Anies Baswedan 23,9 persen dan Prabowo Subianto diposisi ketiga dengan 23,0 persen.
Kemudian ada Ridwan Kamil 5,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,3 persen, ada juga nama Sandiaga Uno 2 persen.
Disusul Puan Maharani 1,5 persen, posisi ke-8 ada nama Khofifah Indar Parawansa 1,2 persen, Erick Thohir 1,1 persen.
Serta diposisi ke-10 ada nama Airlangga Hartarto 0,7 persen.
Sementara yang menjawab Tidak jawab/tidak tahu 6,8 persen.
Baca juga: Digeruduk Relawan Jokowi, Prabowo Subianto: Ini Kaos yang Bayar Bukan dari Saya kan?
Survei dilakukan pada tanggal 8 – 16 Desember 2022, melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Jumlah sampel sebanyak 1220 responden, yang tersebar di 34 Provinsi.
Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ±(2.83 persen) pada tingkat kepercayaan 95 persen.