News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Respons Pernyataan Golkar, Pengamat Nilai Capres 'Tengah' Cocok untuk Kultur Indonesia

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin

Laporan Reporter Tribunnews.com,  Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menilai pemipin yang berada di tengah dan tidak cenderung ke kanan atau kiri bisa menghilangkan atau meminimalisir polarisasi.

Hal tersebut Ujang kataksn merespons soal pernyataan Ketua DPD Golksr Jatim Sarmuji bahwa publik sebaiknya memilih calon pemimpin yang berada di tengah.

"Maka yang harus ditumbuhkan adalah bagaimana mencari sosok yang ada di tengah ini," kata Ujang kepada wartawan, Selasa (28/2/2023).

Ujang menilai, sosok pemimpin atau calon presiden yang berada di tengah cocok untuk kultur Indonesia.

Namun dia menegaskan, pemimpin yang berada di tengah bukan berarti tak peduli dengan kelompok-kelompok tertentu, ketika figur itu sudah menjadi pemimpin, makanya sosok itu harus mengayomi semua kelompok dan golongan.

"Posisi dari pemimpin itu ya harus di tengah. Berdiri di atas semua kelompok dan golongan, itu yang harus didahulukan," kata Ujang

Menurut pakar politik Universitas Al Azhar ini, sosok figur pemimpin yang berada di tengah bakal membuat Indonesia bisa terjaga.

Ia mengingatkan akan sangat berisiko jika masyarakat kembali terpecah akibat pemilu seperti halnya Pemilu 2019.

Oleh karena itu ia berharap, polarisasi tidak kembali terulang pada Pemilu 2024.

"Caranya dengan mencari sosok pemimpin di tengah siapapun pemimpin itu yang mestinya harus di tengah," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua DPD Golkar Jawa Timur (Jatim), M Sarmuji mengimbau agar pemilih memilih pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang berada di tengah pada Pilpres 2024 mendatang.

Baca juga: VIDEO Golkar Imbau Pilih Pemimpin yang di Tengah, Bukan Terlalu Kiri atau Kanan

Hal tersebut Sarmuji sampaikan ketika mengikuti acara Talkshow Series Tribun Network Jawa Timur Barometer Pemilu 2024 yang digelar di Tribun Jatim Network, tepatnya di Dyandra Convention Hall Surabaya pada Kamis (23/2/2023)

Saran saya kepada para pemilih, pilihlah capres yang tak merepresentasikan blok kanan dan blok kiri. Jangan pilih capres yang merepresentasikan kanan yang terlalu, kiri yang terlalu. Pilih yang tengah saja," kata Sarmuji.

Pernyataan Sarmuji tersebut tercetus saat menjawab pertanyaan bagaimana cara agar politik identitas tidak terulang lagi seperti Pemilu 2019 lalu.

Jika partai politik salah memilih calon presiden, Sarmuji meyakini Pemilu 2024 mendatang suasana politiknya akan sama seperti Pemilu 2019 lalu.

"Di 2024 sebenarnya akan terjadi kelanjutan 2019 kalo parpol-parpol salah pilih calon," ucapnya.

Terkait peluang Golkar pada kontestasi Pemilu 2024, Sarmuji mengatakan pihaknya optimis akan memenangkan Pemilu dan Pilpres pada 2024 mendatang.

Sarmuji juga mengatakan bahwa pihaknya akan selalu optimis di tahun 2024 bisa memenangkan Pemilu maupun Pilpres.

"Dan kita bisa memenangkannya dengan izin Allah SWT," ujar Sarmuji.

Sarmuji menceritakan bahwa dahulu ketika dirinya merasa pesimis, ia selalu diajarkan oleh seorang Kyai untuk selalu bersikap optimis.

"Jadi kalau saya pesimis, saya dimotivasi oleh kyai saya cerita Thalut dan Jalut. Pasukannya Thalut itu yang pesimis dan udah diam tinggalkan, tapi yang optimis itu sampai dikutip oleh Tuhan di dalam Quran itu," kata Sarmuji.

Kutipan dalam Quran tersebut berbunyi "Berapa banyak kamu temui jumlah yang sedikit bisa mengalahkan jumlah yang besar dengan izin Allah".

Karena hal tersebutlah, Sarmuji mengatakan pihaknya selalu merasa optimis pada 2024 mendatang bisa memenangkan Pemilu dan Pilpres

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini