TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ormas Nasionalis Komunitas Banteng Asli Nusantara (Kombatan) mendorong Ganjar Pranowo jika ditetapkan PDI Perjuangan sebagai calon presiden untuk dapat digandengkan dengan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden atau cawapres.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Kombatan Budi Mulyawan menegaskan, alasan pihaknya mendorong Ganjar mengandeng Prabowo untuk mencegah agenda pembangunan di Indonesia pasca kepemimpinan Jokowi tidak berlanjut, bahkan carut marut akibat terulangnya kembali preseden buruk setiap ganti presiden ganti program pembangunan.
"Sudah jadi rahasia umum, setiap ganti presiden, ganti kebijakan pembangunan. Dampaknya, proyek-proyek pemimpin terdahulu dibiarkan mangkrak hal biasa. Padahal, anggarannya menggunakan APBN yang juga bersumber uang pajak dari rakyat. Ini harus dihindari, karena itu kita dorong Ganjar bisa bergandengan dengan Prabowo," kata Cepi, sapaan karibnya, dalam keterangannya, Senin (20/03/2023).
Kombatan, kata Cepi, meyakini Ganjar Pranowo berintegritas untuk ditetapkan PDI Perjuangan sebagai Capres, karena dirinya tidak diragukan bisa mampu melanjutkan program pembangunan yang sudah dikerjakan Presiden Jokowi selama 10 tahun.
Pasalnya, selain sama-sama kader PDI Perjuangan, Ganjar juga dinilai punya pengalaman sebagai legislator di DPR RI yang merupakan mitra lembaga kepresiden RI, dan pengamalan eksekutif sebagai Gubernur Jawa Tengah.
“Begitu pula Gerindra, konstelasi politiknya akan semakin cemerlang jika mau realistis bahwa semua hasil lembaga survei menempatkan Prabowo di bawah Ganjar, sehingga Prabowo legowo jadi Cawapresnya Ganjar," kata Cepi.
Jika duet itu terwujud, Cepi optimistis, perkembangan Indonesia ke depan akan semakin tangguh, karena dipimpin duet perpaduan karakter sipil dan prajurit TNI.
"Kita semua juga tahu Prabowo selama jadi Menteri Pertahanan di Kabinet Jokowi, track record maupun integritasnya cukup membanggakan," tandas Cepi,
Kombatan, menurut Cepi, akan terus konsisten mengajak masyarakat agar tidak mudah dipengaruhi kepentingan-kepentingan internasional maupun dalam negeri yang tidak berpihak ke cita-cita Indonesia berdaulat secara internasional sebagaimana dicita-citakan para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yakni Indonesia berdaulat secara ekonomi, politik, dan kebudayaan.
Baca juga: Analisa Pengamat Soal Pertemuan Megawati dengan Jokowi di Tengah Isu Duet Prabowo-Ganjar
Artinya, tidak dikendalikan atau didekte kepentingan Asing.
"Kepentingan-kepentingan yang tidak berpihak pada cita-cita Indonesia berdaulat, akan terus mendorong supaya pergantian presiden masuk jebakan batman, ganti presiden ganti program. Mereka selalu memprovokasi rakyat dengan iming-iming kenikmatan instan," tutur Cepi.
"Kepentingan itu menghendaki agenda keberlangsungan pembangunan jadi carut-marut. Uang rakyat terhambur-hamburkan bukan untuk program nasional berkesinambungan. Melainkan, program-program kontra kedaulatan nasional yang berorientasi support keuntungan pribadi, golongan, kelompok," lanjut Cepi.
Kombatan, lanjut Cepi, juga akan terus mengingatkan masyarakat bahwa fakta selama kepemimpinan Presiden Jokowi mampu membuktikan ketangguhan Indonesia di mata internasional. Aset aset sumber daya alam nasional terkaya di dunia bisa diselamatkan dari penguasaan total tangan asing.
"Sepuluh tahun Jokowi memimpin, pembangunan besar-besaran berhasil dikerjakan. Jadi, figur presiden ke depan jangan sampai jatuh ke orang yang salah, agar kelangsungan pembangunan tidak carut marut," tegas Cepi.
Adapun Umupaya menduetkan Ganjar-Prabowo, menurut Cepi, akan sulit terwujud jika skenario kekuatan politik kontra Ganjar berjalan mulus menciptakan polarisasi membenturkan Ganjar dengan Prabowo di panggung Pilpres mendatang.
"Sangat disayangkan jika skenario itu mulus. Efeknya, peluang Prabowo bisa menang sebagai Cawapres-nya Ganjar jadi lenyap hanya karena Prabowo tergoda jebakan maju jadi Capres," kata Cepi, mengingatkan.
Prabowo, jika maju Capres, menurut Cepi, dimungkinkan bakal kandas di putaran pertama.
Dia menilai Prabowo akan kesulitan berebut suara nasionalis yang terbelah ke Ganjar. Apalagi, yang maju kontestasi Pilpres yaitu Ganjar, Prabowo, dan Anies, atau ada tambahan Capres lain.
"Jika tergoda jebakan batman harus maju Capres, sangat mungkin Prabowo akan terpental di putaran pertama. Suara nasionalis terbelah ke Ganjar dan Prabowo. Sedang suara mayoritas muslim (diluar suara nasionalis) mengerucut ke Anies," pungkas Cepi.