TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kandidasi Menteri BUMN Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres) menjadi yang teratas dalam hasil survei Indo Barometer menjelang enam bulan Pemilihan Presiden (pilpres) 2024.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengatakan hal ini lantaran menteri terbaik dan andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut memiliki banyak panggung strategis untuk menyita perhatian masyarakat.
“Poin pokoknya jika kita berbicara pilpres, Erick Thohir mengisi jabatan – jabatan publik. Penilaian kepada Pak Erick Thohir sebagai salah satu menteri terbaik di kabinet. Walaupun sebenarnya Pak Erick Thohir sudah berproses di ranah publik mulai dari Asian Games,” ujar Qodari seperti dikutip pada Sabtu (25/3/2023).
Seperti diketahui, elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres berada di posisi pertama berdasarkan hasil survei Indo Barometer.
Eks Presiden Inter Milan ini jadi cawapres terkuat dengan elektabilitas sebesar 22,9 persen.
“Atributnya kemudian bertambah sebagai Ketum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), bagian dari Nahdlatul Ulama (NU), bagian dari Ansor, bahkan kemarin menjadi panitia harlah ke – 100 NU terakhir menjadi Ketum PSSI,” imbuhnya.
Baca juga: Sudirman Said: Erick Thohir hingga Andika Perkasa Masuk Radar Cawapres Anies Baswedan
Elektabilitas tersebut berada di atas Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Dimana Khofifah mendapatkan elektabilitas sebesar 15,8 persen sedangkan Muhaimin 6,7 persen.
Lebih lanjut Qodari menjelaskan Erick Thohir juga memiliki banyak terobosan selama mengemban jabatan publik.
Pemimpin yang dikenal berprestasi tersebut berhasil meningkatkan laba Kementerian BUMN secara konsisten setiap tahun dari Rp 13 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 124,7 triliun di tahun 2021.
Kemudian di tahun 2022, laba Kementerian BUMN tercatat sebelum diaudit sebesar Rp 303,7 triliun. Qodari mengatakan hal ini memperlihatkan kompetensi luar biasa Erick Thohir sebagai pemimpin.
Karenanya banyak masyarakat yang menginginkan Erick Thohir untuk menjadi orang nomor dua selanjutnya di Indonesia karena memiliki banyak pengalaman memimpin.
“Memang yang jadi tolak ukur masyarakat kalau berbicara presiden dan wapres terutama adalah jabatan di pemerintahan. Posisi Kementerian BUMN yang makin ke sini keuntungannya makin meningkat, kalau untung terus kan artinya memang memilki kompetensi. Jadi apresiasi publik juga semakin luas,” pungkas Qodari.