"Bukan tidak mungkin reshuffle nanti juga akan dilakukan terhadap satu atau dua orang menteri dari Partai NasDem," ucap Bawono.
Baca juga: Jokowi Bertemu Ketua Umum Partai Koalisi Pemerintah, Ini yang Dibahas
Bawono menegaskan, isu reshuffle menteri dari Partai NasDem bisa tergambar dari memburuknya hubungan relasi politik Presiden Jokowi dengan partai pimpinan Surya Paloh itu.
"Ditambah karena ketidaksukaan dari Presiden terhadap keputusan politik Partai NasDem dalam berkoalisi dengan dua partai oposisi PKS dan Partai Demokrat untuk mengusung Anies baswedan di pemilihan presiden mendatang," imbuh Bawono.
Pujian Jokowi ke Prabowo
Peneliti dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia itu juga mengomentari pujian Jokowi kepada Prabowo saat pertemuan.
Saat memberikan sambutan di dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyinggung soal terkait tren positif dari tingkat elektabilitas menterinya itu.
Temuan survei dari Indikator Politik Indonesia bulan Maret 2023 apabila dibandingkan dengan temuan survei bulan Februari 2023 menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami stagnasi.
Baca juga: PKB Nilai Wacana Koalisi Besar Tak Akan Terjadi, Singgung Keinginan para Elite
Kemudian tingkat elektabilitas Anies Baswedan cenderung mengalami penuruan. Sedangkan tingkat elektabilitas Prabowo mengalami tren peningkatan.
"Dengan memunculkan itu Presiden Joko Widodo hendak memberikan kode kepada partai-partai koalisi bahwa ketua umum Partai Gerindra itu merupakan bakal calon presiden paling pantas meneruskan program program pembangunan Presiden telah dan sedang dilakukan saat ini," tutup Bawono.
Diketahui sebelumnya, Jokowi bertemu dengan lima parpol kolasisi pemerintahan .
Hadir langsung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono.
Pertemuan digelar di tengah Silaturahmi Ramadan di Kantor DPP PAN, Minggu (2/4/2023) kemarin.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)