News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Koalisi Partai Politik

Menakar Makna di Balik Kesiapan PDIP Jadi Tuan Rumah Koalisi Besar

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat konferensinpers usai menghadiri Silaturahmi Ramadan di DPP PAN, kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023). Ikhwan Arif menilai bahwa keinginan PDIP jadi tuan rumah adalah peneguhan simbol PDIP sebagai pengusung utama Jokowi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) merespons cepat wacana koalisi besar yang dilontarkan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. 

Ketua DPP PDIP, Puan Maharani bahkan menyatakan kediaman Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Jakarta Pusat siap menjadi tuan rumah silaturahmi parpol pendukung pemerintah untuk membahas koalisi masa depan. 

Pernyataan Puan itu terkait wacana penggabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang tercetus usai silaturahim Ramadan di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023) lalu. 

Pertemuan lima ketua umum parpol ini juga dihadiri Presiden Jokowi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat konferensinpers usai menghadiri Silaturahmi Ramadan di DPP PAN, kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023). (Tribunnews.com/Naufal Lanten)

Analis Politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Power, Ikhwan Arif menilai bahwa keinginan PDIP jadi tuan rumah adalah peneguhan simbol PDIP sebagai pengusung utama Jokowi. 

Ia menilai, PDIP ingin merapat ke koalisi besar lantaran muncul narasi Prabowo-Airlangga dan tidak mau ketinggalan dengan partai pemerintah lainnya. 

PDIP sadar bahwa mereka berpotensi kalah jika koalisi besar terbentuk. 

“Keyakinan PDIP sebagai tuan rumah koalisi merupakan respons dari ketakutan PDIP ditinggalkan koalisi pemerintah, sehingga PDIP harus mengambil langkah percaya diri sebagai tuan rumah dari koalisi," kata Ikhwan, Sabtu (8/4/2023). 

Ikhwan menambahkan, meskipun PDIP salah satu partai yang sudah memenuhi ambang batas pencalonan, presidential threshold dan mampu mengusung kandidat sendiri, partai berlambang banteng moncong putih itu akan kewalahan jalan sendiri tanpa dukungan partai politik lain.

Ikhwan menilai, peleburan KIB-KIR menjadi koalisi besar tidak lepas dari peran Jokowi. Ia beralasan, restu Jokowi akan membuat kedua koalisi bersatu dan menjadi kekuatan besar. 

Kekuatan ini mampu menghadapi PDIP meski Jokowi adalah kader PDIP. 

“Artinya koalisi besar yang direstui Jokowi akan berhadapan dengan PDIP sebagai koalisi tunggal yang mengusung capres dari garis keturunan Sukarno,” ucapnya.

“Di satu sisi lain, Jokowi merestui capres dari koalisi besar. Dari sini kita bisa melihat Jokowi memainkan peran sebagai king maker," sambungnya. 

Baca juga: Jokowi Disebut Sedang Tunjukkan Peran King Maker Terkait Wacana Koalisi Besar KIB dan KIR

Ikhwan yakin, Jokowi akan menunjuk kandidat yang mampu melanjutkan kepemimpinan Jokowi di masa depan. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini