Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dalam simulasi tiga nama pilihan Calon Presiden.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan mengatakan Prabowo Subianto meraih 30,3 persen, Ganjar Pranowo 26,9 persen, dan Anies Baswedan 25,3 persen.
Sementara itu, masih ada 17,5% yang mengatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Temuan Survei Nasional LSI: "Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Penegak Hukum, Isu Piala Dunia U-20, Aliran Dana Tak Wajar di Kemenkeu, Dugaan Korupsi BTS, dan Peta Politik Terkini" di kanal Youtube: Lembaga Survei Indonesia pada Minggu (9/4/2023).
"Kali ini untuk pertama kalinya sejak setahun terakhir saya kira Prabowo Subianto kembali menjadi nomor satu meskipun belum terlalu signifikan unggulnya (yakni) 3,4%," kata dia.
Jika dilihat berdasarkan tren, kata dia, tampak penurunan elektabilitas yang signifikan dari Ganjar Pranowo selama dua bulan terakhir.
Penurunan tersebut, kata dia, mencapai sekira 8%.
"Kalau kita lihat trennya, maka lagi-lagi terlihat penurunan signifikan dari Ganjar Pranowo. Ganjar Pranowo selama dua bulan terakhir turun sekitar 8%. Dari 35% ke 26,9%," kata dia.
Baca juga: Muzani Sebut Prabowo Sosok Jalan Tengah yang Mampu Rangkul Berbagai Kepentingan
"Tapi yang menarik di situ penurunan 8% itu tampaknya belum diambil atau berpindah ke Prabowo atau Anies. Prabowo mengalami peningkatan sekitar 3,6% dari 26,7%. Sementara Anies cenderung stabil mengalami penguatan sedikit sebesar 1,3%," sambung dia.
Ia menduga penurunan suara Ganjar tersebut terpecah ke dalam undecided voters, Prabowo, maupun ke Anies.
Namun demikian, kata dia, hal yang harus menjadi catatan adalah terjadi penurunan yang signifikan dari elektabilitas Ganjar.
"Poin utamanya adalah terjadi penurunan signifikan dan tampaknya ada perpindahan suara dari Ganjar ke Prabowo. Meskipun belum ada sebanyak angka penurunan dari Ganjar," kata dia.
Prabowo Bisa Menjadi Magnet Pembentukan Koalisi Besar
Pasca bergulirnya wacana pembentukan koalisi besar, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sibuk menerima kunjungan sejumlah Parpol.
Setelah Perindo, dan Partai Bulan Bintang, Prabowo menerima kunjungan PAN yang dipimpin Zulkifli Hasan di Jalan Kertanegera, Jakarta Selatan, Sabtu (8/4/2023).
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai Prabowo bisa menjadi motor penggerak dari Koalisi Besar yang merupakan gabungan Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, PPP) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra dan PKB).
"Tokoh sentral atau lokomotif dari koalisi itu adalah Prabowo Subianto karena dia adalah capres paling populer," ujar Qodari kepada wartawan, Sabtu (8/4/2023).
Baca juga: Zulkifli Hasan: PAN Siap Jadi Motor Penggerak Koalisi Kebangsaan di Bawah Komando Jokowi
Menurutnya ada dua variabel dalam menentukan pemimpin dari sebuah Koalisi Besar. Di antaranya memiliki elektabilitas serta representasi perolehan kursi di DPR RI saat ini.
Qodari mengatakan, dari lima partai politik potensial pembentuk Koalisi Besar, memang Partai Golkar menempati kursi terbanyak di DPR RI.
"Tetapi kalau bicara Pilpres kan kunci ada di siapa calon presidennya. Maka dari semua ketua umum dengan elektabilitas paling tinggi dan berpotensi menang adalah Prabowo Subianto," katanya.
Ia mengatakan sejak wacana Koalisi Besar muncul, Prabowo sudah menerima kunjungan tiga partai politik yaitu Partai Perindo, yang ketua umumnya adalah Hary Tanoesoedobjo dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang ketua umumnya adalah Yusril Ihza Mahendra.
"Kan kita saksikan kemarin tokoh-tokoh politik bertemu, menyambangi Pak Prabowo, itulah kenapa dia bisa dan sangat potensial menjadi magnet utama Koalisi Besar," ujarnya.